Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sedapnya Ikan Panggang dari Kampung Dukuh Pekalongan

16 April 2018   19:07 Diperbarui: 16 April 2018   19:16 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan panggang dorang asal Kampung Dukuh Pekalongan | dokpri

Pekalongan memang terkenal akan batiknya. Variasi motif dan coraknya sudah kondang seantero Nusantara. Sentra dan gerai batik begitu mudah dijumpai sepanjang jalan. Pasar Setono, salah satunya. Berada di jalur strategis Pekalongan - Semarang, jadi destinasi wisatawan pemburu batik.

Begitu pula soal kuliner, masakan asli Pekalongan tidak kalah dari kota lain. Sebut saja ada megono, pindang tetel, tauto, ayam panggang dan masih banyak lagi.

Namun banyak yang belum tahu, Pekalongan punya kuliner ikan panggang, khas Desa Dukuh. Berbeda dari ikan panggang atau ikan asap umumnya. Tekstur bergaris di sisi kanan, polos di sisi kiri, karena ikan tertata rapih di atas bilah bambu. Warna merah tembaga mengkilat adalah murni dari asap bara panas tanpa bahan pengawet kimia.

Ikan ini tidak dipanggang diatas api kayu atau bahan bakar lain. Tapi dengan bara batok kelapa hanya berjarak 10 cm. Panasnya begitu meresap hingga ke daging, lumerkan sebagian besar minyak yang terkandung dalamnya. Lumeran minyak itu menetes ke bara, bercampur asap panas memberi aroma sedap yang khas pada ikan.

Aroma yang mampu menggugah selera makan saat dihidangkan, bahkan cukup digoreng dengan bumbu sederhana. Berteman sambal goreng tomat atau bawang dan nasi yang masih ngebul. Daging ikan terasa begitu lembut saat digigit. Bumbu masakan meresap hingga bagian daging terdalam.

Kampung Dukuh secara geografis masuk dalam wilayah Desa Pekajangan. Tepatnya masuk dari gang 14, dan Kampung Dukuh ada di ujung jalan. Di sana bisa ditemukan sekitar 100 rumah yang sudah lebih dari empat generasi secara turun temurun produksi ikan panggang.

Setiap sore, asap yang dihasilkan menyeruak seisi kampung dengan aroma menyengat hingga ke jalan utama. Begitu mencium asap, orang sekitar sudah mengenali dari mana berasal.

Beberapa jenis ikan yang biasa mereka produksi, diantaranya layang dan juwi, terkadang cucut dan trunul. Mereka biasa jual di pasar tradisional sekitarnya seperti Banyurip, Kedungwuni, Doro, Karanganyar hingga Kajen. Kalo mampir di Pekalongan, jangan lupa sesekali ke pasar tradisional sekaligus beli ikan panggang sebagai oleh-oleh untuk keluarga.

Penulis sendiri paling suka ikan dorang. Selain lembut dan keset, ada rasa sedikit manis saat di lidah. Namun jenis ini jarang ada di pasaran karena harganya relatif mahal. Bila ingin, bisa pesan sehari sebelumnya. Itupun tergantung ketersediaan bahan mentah di pelabuhan.

selamat mencoba--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun