Mohon tunggu...
Maria Rosiana Hartadi
Maria Rosiana Hartadi Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Prodi Manajemen.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Merayakan Idul Fitri Sebagai Umat Nasrani

14 Oktober 2014   01:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:09 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran tahun lalu, saya berkesempatan lagi untuk mudik ke kampung halaman saya di daerah Boyolali ,Jawa Tengah. Mungkin terdengar agak aneh jika anda tahu bahwa saya adalah umat non-Muslim yang ikut merayakan tradisi mudik atau pulang kampung . Ya, memang begitu kenyataannya bahwa saya adalah umat Katolik yang juga merayakan hari raya Idul Fitri. Bapak sayaterlahir dari orangtua yang sama-sama menganut keyakinan Muslim, namun sebelum menikah dengan ibu saya, beliau memutuskan untuk berpindah keyakinan menjadi Katolik. Perjalanan kami begitu menyenangkan. Kami berangkat dari Bekasi pukul 14.00 WIB untuk menghindari macet yang luar biasa, yang selalu ditemui semua orang pada saat mereka melaksanakan kebiasaan pulang kampung atau mudik pada saat menjelang lebaran. Meskipun macet, namun bapak saya sangat senang dengan kemacetan tersebut, karena dia merasa banyak teman diijalan karena maet tersebut. Menurut beliau, kalo tidak macet, bukan mudik namanya.

Kami menempuh perjalanan selama 24 jam penuh untuk sampai ke Boyolali, Jawa Tengah. Perjalanan kali ini 2 kali lipatnya perjalanan yang biasa kami tempuh untuk sampai ke Jogja pada saat perayaan natal tiba. Sampai di rumah bapak saya, kami sudah disambut dengan manis oleh nenek dan saudara saya yang sudah dengan setia menunggu kedatangan kami dari Jakarta. Orangtua saya menceritakan bagaimana perjalanan yang kami tempuh sungguh sangat melelahkan. Setelah itu kami beristirahat untuk meluruskan tulang-tulang kami yang sudah pegal akibat duduk selama 24 jam di dalam mobil. Keesokan harinya om saya menelpon dari Jakarta bahwa ia akan berangkat hari ini dari Jakarta, karena menurutnya, hari ini sudah tidak macet lagi. Tapi, semua perkiraan om saya meleset jauh dari apa yang dipikirkannya, karena ternyata dia menempuh perjalanan 36 jam dari Jakarta untuk sampai ke Boyolali.

Tibalah hari raya Idul Fitri yang ditunggu-tunggu oleh semua umat Muslim. Meskipun saya dan keluarga saya beragama Katolik, namun itu tidak menjadikan diri kami malu untuk bermaaf-maafan dengan semua saudara kami yang beragama Muslim. Kami melaksanakan semua ritual Idul Fitri dengan baik dan meriah seperti bersalam-salaman, makan bersama dan pembagian THR. Semuanya sangat menyenangkan. Sebelum hari raya lebaran tiba, saya dan keluarga saya sempat pergi ke makam, untuk menyekar Alm ayah dari bapak saya yang sudah meninggal sekitar 20 tahun lalu. Acara Idul Fitri dikampung halaman saya berlangsung selama 3 hari. Banyak orang datang ke rumah nenek saya untuk bersilahturahmi. Saya sangat senang menjadi salah satu bagian dari anggota keluarga yang menganut agama Islam dan Katolik, karena dari sinilah saya merasakan perlunya toleransi kepada umat beragama lain.

3 hari kemudian setalah kami selesai berlebaran di Boyolali, kami pulang ke Jakarta untuk melanjutkan aktivitas kami kembali. Kami berdoa sebelum melakukan perjalanan untuk kembali ke Bekasi. Kami berangkat dari Boyolali pukul 16.00 WIB, dan kami sampai di Jakarta pada pukul 13.00 WIB keesokan harinya. Lebaran yang sangat menyenangkan dan sekarang saya menunggu datangnya hari raya natal karena saya akan pulang kampung lagi, tepatnya ke Yogyakarta untuk merayakan natal bersama keluarga ibu saya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun