Mohon tunggu...
Rita Rosiana
Rita Rosiana Mohon Tunggu... pegawai negeri -

lebih suka naik gunung dan menulis catatan perjalanan dibanding menulis jurnal...he he

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Wanita Haid (tidak) Boleh Naik Gunung?

17 Februari 2014   04:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 2686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau mau ke Agung siklus haid diperhatikan, jangan sampai pas kena". Begitulah pesan singkat yang saya terima dari Nyoman teman saya d i Bali. Bersama Bli Nyoman, demikian saya memanggilnya rencananya kami akan mendaki Gunung Agung. Meski akhirnya rencana tersebut batal karena saya harus segera pulang dari Kediri Ke Jakarta, saat itu saya memastikan bahwa rencana ke Agung tidak bertepatan dengan jadwal datang bulan. Datang bulan merupakan fitrah bagi setiap wanita yang masih dalam masa subur. Berkaitan dengan kegiatan mendaki gunung, kenapa Nyoman wanti-wanti agar aku memperhatikan jadwal kedatangan tamu bulanan ini? Seperti diketahui, di masyarakat banyak beredar mitos mengenai larangan mendaki bagi wanita haid. Sejauh ini terkait aktivitas daki mendaki baik gunung-gunung di Jawa, Sumatera dan Lombok, saat mendaki saya tidak menemui himbauan langsung dari teman-teman yang tinggal di Daerah tersebut. Jadi lebih dari sekali saya mendaki bertepatan dengan jadwal tamu bulanan saya tersebut. Khusus Gunung Agung, sepertinya himbauan ini tidak bisa dianggap sepele, karena sepertinya sudah seperti aturan tertulis yang wajib ditaati pendaki wanita. Sebagian wanita yang suka mendaki mungkin banyak yang ragu kalau mau mendaki tapi dalam kondisi datang bulan. Semua berpulang pada masing-masing individu yang menjalanai, bagi saya sendiri biasanya saya tetap berangkat. tentunya dengan persiapan extra yang dari sebelumnya. Beberapa hal yang saya persiapkan adalah menambah pasokan untuk asupa vitamin karena pada masa ini stamina wanita tidak sama. Beruntung bagi mereka yang bebas dari rasa mules-mules dan sakit perut saat haid. Hal lainnya tentu membawa pembalut yang mencukupi karena kita akan mendaki selama beberapa hari. Jadi pastikan membawa pembalut yang cukup, kalau kehabisan bisa bahaya. Belum tentu dalam tim kita ada teman wanita yang membawa pembalut juga. Berikutnya saya siapkan koran bekas dan plastik. Untuk apa? tentu saja untuk menyimpan bekas pembalut tersebut. saya selalu membawa turun kembali dan tak pernah membuang sembarangan apalagi di gunung hiii serem. Cukup itu sajakah persiapannya? mungkin yang selanjutnya adalah tidak ada salahnya memberitahuan pada rekan setim kalau kita sedang tidak Shalat, dan mereka sudah faham maksud kita. Pada umumnya wanita yang sedang datang bulan sensitif, karena hal sepele saja bisa uring-uringan dan kalau tidak sabar bisa memicu kejengkelan rekan-rekan setim. Dengan memberitahukan harapannya teman-teman setim tidak terlalu menaggapi secara emosional kalau ada tingkah polah kita yang menurut mereka beda dari biasanya. Nah yang terakhir menurut saya, meski wanita haid tidak bisa Shalat, namun bukan berarti kita kosong sama sekali, berdoa dan mengingat nama  Allah masih bisa dilakukan. Jadi Selamat Mendaki !!!!!!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun