Aku kembali mengingatmu lagi... selalu begini. Walau pun sudah sewindu lamanya, namun semua memori tentangmu masih terekam jelas di ingatanku.
Inginku menyapamu, tapi siapa aku? Inginku menjagamu, tapi siapa aku? Inginku membimbingmu, tapi siapa aku? Aku sadar kini aku bukan siapa-siapamu. Apa peduliku? Ah sudahlah... yang bisa ku lakukan kini hanya satu: mengikhlaskan.
Mencintaimu adalah hal yang paling sulit ku akui. Saat ku melihat kau rusak, hatiku sakit. Ingin ku memarahimu. Tapi siapa aku? Aku bukan siapa-siapamu. Aku hanya bisa berdoa, memohon pada-Nya agar kau selalu dalam lindungan-Nya.
Apa pernah kau memikirkanku? Entahlah. Mungkin iya. Ya inilah cara Tuhan agar kita belajar. Kita harus berpisah untuk bisa mengerti arti cinta sejati. Sewindu lamanya kita dipisahkan, tentu banyak hal yang kita dapatkan. Banyak hal yang ingin kita ceritakan. Tapi pada siapa? Siapa orang yang mampu mengerti cerita kita? Mampukah orang lain mengerti apa yang kita rasa? Semoga.
Kini, aku tak tahu kau di mana. Kau tak tahu ku di mana. Kita hanya bisa saling menyapa dalam doa. Hingga akhirnya Tuhan mendengar doa kita. Tapi mengapa baru sekarang? Ya itulah rencana Tuhan. Itulah kuasa Tuhan. Yang jelas aku selalu yakin, rencana Tuhan jauh lebih indah dari yang kita bayangkan.
Kota Pahlawab, 11 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H