Proses pembelajaran dapat berjalan lancar apabila subyek dan obyek belajar dapat saling bekerja sama dengan baik. Â Dalam hal ini, tentunya dapat diartikan pula bahwa dalam proses pembelajaran yang dibutuhkan adalah sinkronisasi yang tepat antara seorang pendidik baik guru, Â dosen, Â dll, dengan peserta didik, baik pelajar maupun mahasiswa. Â
Untuk mewujudkan kerjasama dan sinkronisasi yang baik tersebut, Â tentunya masing-masing harus dapat memahami dimana posisi mereka berada. Seorang peserta didik harus dapat menempatkan dirinya layaknya seorang peserta didik pada umumnya, seperti dengan menghormati sang guru dan sungguh-sungguh dalam belajar. Â Begitu pula dengan para pendidik, Â mereka juga harus dapat menempatkan dirinya layaknya seorang pendidik dengan memahami karakter setiap peserta didiknya dan menguasai material pembelajaran serta dapat menguasai kelas pembelajaran.Â
Bagi para pendidik agar dapat menguasai kelas pembelajaran tentunya terdapat kompetensi tersendiri didalamnya. Â Seperti halnya dalam menghadapi peserta didik usia pelajar dan dengan memahami peserta didik kalangan mahasiswa, tentunya dalam menghadapi keduanya dilakukan dengan perlakuan yang berbeda karena rentan usia mereka juga berbeda.Â
Para ahli menyebut kompetensi menghadapi pelajar usia anak dengan kompetensi pedagogi, Â sedangkan kompetensi untuk memahami kalangan mahasiswa disebut dengan kompetensi andragogi. Dari kedua kompetensi ini, kompetensi pedagogi lebih sering didengar oleh banyak kalangan karena lebih banyak dibutuhkan untuk diterapkan, Â terlebih oleh guru pada tingkat usia anak. Â
Lalu, Â bagaimana kompetensi andragogi?Â
Kompetensi andragogi sendiri menurut teori pendukung azas (2005) berasal dari bahasa Yunani yaitu "andra dan agogos", dimana andra berarti orang dewasa sedangkan agogos berarti memimpin atau membimbing, sehingga andragogi diartikan sebagai ilmu tentang cara membimbing orang dewasa dalam proses belajar (Â the art and science of helping adult learn ).Â
Kompetensi ini sebenarnya juga tidak kalah penting dengan kompetensi pedagogi. Karena kompetensi andragogi, Â sama hal nya dengan kompetensi pedagogi dalam hal tujuan, Â yaitu untuk membantu para pengajar dalam mengenal peserta didik lebih dalam, Â serta untuk memberi wawasan kepada pengajar mengenai cara dan metode yang tepat dalam menghadapi masing-masing peserta didik dengan rentang usia yang berbeda. Â
Kompetensi andragogi ini memang jarang diketahui oleh banyak orang, Â tidak lain dan tidak bukan karena kompetensi ini mempunyai objek kalangan pelajar menengah atas, Â mahasiswa dan orang yang sudah dewasa. Tidak selamanya kompetensi ini berada dikalangan pendidikan formal, Â namun juga Ada kalanya berada dalam lingkup pendidikan non formal.Â
Jika salah satu objek dari kompetensi ini kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswa, lalu apakah sebuah kewajiban bagi seorang dosen untuk dapat menguasai kompetensi andragogi?Â
Jawabannya adalah "iya"
Sudah menjadi kebutuhan serta kewajiban bagi setiap dosen untuk menguasai kompetensi andragogi. Â Gaya setiap dosen mengajar memang berbeda-beda. Â Namun, Â pada dasarnya setiap dosen dalam perkuliahan haruslah memahai karakter dari seorang mahasiswa yang notabene sudah memasuki usia dewasa. Â Cara mengajar seorang dosen pun harus diselaraskan dengan hal tersebut. Â
Saat ini masih banyak ditemui beberapa Cara mengajar dosen yang terlalu monoton, Â sehingga mahasiswa dibuat mengantuk olehnya. Â Maka dari itulah, Â kompetensi andragogi ini tidak bisa diremehkan. Â Karena kompetensi ini mempunyai pengaruh yang besar apabila diterapkan dengan baik dan tepat sasaran. Â Seperti halnya dengan memelajari kompetensi ini dengan tujuan agar dapat menerapkan pembelajaran yang aktif dan menarik bagi kalangan mahasiswa. Â
Itulah yang dibutuhkan mahasiswa sekarang dan harus diperhatikan oleh dosen saat ini. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H