Mohon tunggu...
R'ainy Yusuf
R'ainy Yusuf Mohon Tunggu... -

beragam pengalaman mengantarkan ke kehidupan saat ini. ternyata harus terus belajar, belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yang Cewek Justru Duluan. Wah!

28 September 2012   08:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:33 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat berita penandatanganan  perjanjian damai antara dua SMU di Jakarta yang terlibat tawuran memang membuat hati agak lega. Dalam berita itu terlihat kedua kelompok diwakili oleh ketua OSIS masing-masing sekolah. Kebetulan kedua sekolah memiliki ketua OSIS yang berbeda jenis kelamin. Setelah penandatanganan yang disaksikan oleh beberapa orang dari berbagai kalangan, tentu saja termasuk perwakilan orang tua siswa dan pihak sekolah serta dinas pendidikan, keduanya bersalaman. Dan sesuatu yang mengejutkan terjadi pada saat acara salaman itu. Khususnya menurut saya yang mungkin agak 'kuno' ini.

Siswa yang entah dari sekolah mana hanya menjabat tangan siswi yang menjadi perwakilan sekolah lain. Tetapi siswi itu tanpa sungkan justru merangkul siswa tersebut. Dengan agak jengah siswa itu memang balas merangkul siswi tersebut (terlihat dari akspresi wajah dan gerakan tangannya kalau dia agak sungkan). Tapi siswi itu cuek saja. Seperti sudah biasa. Dan adegan itu justru diputar ulang beberapa kali.

Waktu menonton, saya pun kaget juga. Gejala apalagi ini? pikir saya waktu itu. Kalau di hadapan khalayak saja seorang siswi merasa biasa merangkul lelaki yang bahkan mungkin baru dikenalnya tanpa rasa sungkan, bagaimana kalau tidak ada orang lain?

Bagi saya, untuk alasan apapun, persahabatan, penghormatan, penghargaan, atau penyesalan yang dalam, tidak sepantasnya wanita apalagi siswa/siswi yang berseragam sekolah berangkulan seperti itu. Itu menunjukkan budaya permisif yang sangat menyolok.

Tambahan pula dilakukan di sebuah acara yang mungkin ditonton jutaan rakyat Indonesia. Hal itu akan menjadi citra buruk bagi dunia pendidikan yang memang wajahnya sudah centang perenang dengan berbagai noda.

Semoga hal ini menjadi perhatian dan tidak terulang di masa datang, seperti juga tawuran yang sepertinya membudaya di kalangan pelajar. Dan sama dengan bahaya tawuran, budaya permisif juga tak kalah berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun