Mohon tunggu...
ROSES Man
ROSES Man Mohon Tunggu... -

TRAINer aka Pengguna setia KRL Jabotabek semua kelas.... Tiga Tuntutan Transportasi: Perbaiki transportasi umum, hilangkan subsidi BBM, naikkan pajak kendaraan bermotor...!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tergadaikah Negaraku Ini...???

25 November 2011   12:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:12 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari artikel di sebuah media online tentang penandatangan sebuah MoU untuk kerjasama di bidang penerbangan, lalu dibahas di beberapa blog diantaranya adalah blog Tak Hanya Pulau, Indonesia Gadaikan Rute Udara dengan Malaysia. Bahasannya pun jadi kemana-mana bahkan mengindikasikan adanya bayar-membayar karena ditenggarai akan menyamankan Malaysia.

Karena momen yang tepat, dimana bangsa ini sedang kecewa karena kekalahan sepak bola dari Malaysia, sehingga kondisi sedang panas-panasnya, lalu mak-bejugur.... muncul berita ini. Ya wajar kalau komen-komen yang muncul adalah merasa 'ketidakadilan' pejabat negeri ini yang selalu mengalah dari kepentingan 'si tetangga'. Belum lagi kl disangkutpautkan dengan nasib para TKI kita di sana dan kasus penjiplakan budaya Indonesia oleh Malaysia. Artikel tersebut pasti jadi rebutan para blogger untuk ditampilkan tanpa mencoba melihat gambaran yang ada di dunia penerbangan kita....

Posisi Garuda (GA) jauh lebih menguntungkan daripada Malaysia Air (MH) yang sedang mencoba memperbaiki manajemen mereka karena pasarnya digerus oleh rival dalam negeri mereka sendiri AirAsia Malaysia (AK). Salah satu solusi yang sedang mereka lakukan adalah swapping saham, jadi ada saham AK yang dimiliki oleh MH dan saham MH yang dimiliki oleh AK. Ini untuk mencegah MH bangkrut, bahkan mereka juga membuat segmentasi pasar antara MH, AK, dan Firefly (FY). Itu baru ngomongin airlines mereka, belum bicara bandara mereka. Ada berapa sih bandara mereka yang bagus untuk hub penerbangan, jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia. Kualalumpur (KUL), Kuching (KCH), dan Kinabalu (BKI) adalah bandara utama mereka, di luar itu masih tergolong kecil.

Bagaimana dengan Indonesia, lihat positioning airline Indonesia jauh lebih kuat walaupun dengan airline yang lebih banyak. GA yang sudah semakin mantap, Lion (JT) yang semakin berkembang, Sriwijaya (SJ) yang siap tinggal landas dengan pesawat barunya, Batavia (Y6) juga sudah mulai siap-siap, bahkan Mandala (RI) juga sudah mulai merangkak. GA dengan berbagai inovasinya pun sudah mulai meningkatkan pasarnya. Lalu bandara Indonesia yang masuk dalam MoU tersebut: Cengkareng (CGK), Denpasar (DPS), dan Ujungpandang (UPG). CGK adalah tempat perang berbagai penumpang yang tidak hanya diperebutkan oleh maskapai dalam negeri tapi juga luar negeri. Untuk rute ke Aussie, sudah beberapa airline yang melayaninya jadi dengan masuknya MH membawa penumpang ke Aussie, mereka harus mempunyai tawaran yang lebih baik. DPS, tidak jauh berbeda untuk rute ke Aussie dimana DPS merupakan tempat transit favorit untuk rute tersebut. Serupa dengan CGK, bila MH ingin masuk maka harus memberikan tawaran lebih. Di kedua bandara tersebut, posisi GA sudah lebih aman....

Kalau UPG, hemm...., menurut anda kira-kira apa yang bisa ditawarkan bandara ini agar bisa jadi tempat transit ke Aussie? Jangankan maskapai asing, GA sendiri belum mampu membangkitkan pasar dari sini. MH ingin mengejar penumpang dari sini, hemm..., perjuangannya harus ekstra keras karena orang-orang akan lebih senang transit di DPS karena bila terjadi delay mereka bisa jalan-jalan dulu. UPG memang bandara besar yang cukup nyaman, namun sayangnya kurang cocok menjadi bandara transit untuk rute long haul karena pengembangan kotanya tidak untuk hal tersebut. Makasar adalah kota untuk bekerja, bukan untuk liburan....

Jadi dengan kondisi seperti tersebut, bila MoU tersebut dilaksanakan menurut anda semua siapa yang akan lebih diuntungkan? Apakah airline dari Malaysia? Atau airline Indonesia? Lets think wisely, jangan terlalu menganggap bahwa kalau ada kerjasama Indonesia - Malaysia, Indonesia dalam posisi kalah. Untuk penerbangan ini, yang perlu di-push adalah otoritas penerbangan Indonesia agar bisa keluar dari blacklist Eropa atau Amerika sehingga airline Indonesia bisa lebih berkembang lagi.

Bahasan lainnya ada di sini.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun