akademisi di bidang pendidikan. Mengikuti kegiatan konferensi yang dihadiri oleh puluhan pakar dosen di bidang pendidikan.
Aku bertarung dengan takdir sejak semester pertama matrikulasi di UNIDA Gontor sebelum memulai perkuliahan yang sebenarnya di Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Kesulitan demi kesulitan ternyata dapat kulewati. Hari ini aku sudah duduk di semester delapan. Foto ini diabadikan pada saat aku hendak mengantar seorang kawanku yang bernama Fera Favirotus Siyam untuk mengikuti jejakku. MenjadiHasil penelitian yang ia deseminasikan adalah tentang perkembangan trend media pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia. Sebuah topik penelitian yang cukup menarik untuk disoroti, mengingat trend tentang media pembelajaran ini sangatlah banyak sebab akses untuk desain media pembelajaran sangat mudah untuk didapatkan oleh seorang guru ataupun pengajar. Implikasi dari penelitiannya adalah sebuah saran bagi guru atau pengajar Bahasa Arab untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan belajar bahasa yang diinginkan.
Tidak ada yang menyangka soal perjalanan hidup. Sebelum mengantar temanku untuk mengikuti International Conference Education Universitas Muhammadiyah Malang aku juga telah mendeseminasikan hasil penelitianku di sebuah Symposium Internasional. Aku jadi berfikir, dengan khazanah keilmuan yang luas, kita diberi kesempatan untuk menjelajah ruang tanpa batas. Bertemu dengan orang-orang yang khazanah keilmuannya lebih luas lagi dengan orientasinya yang bermacam-macam.
Foto kedua diambil pada saat aku mengikuti Symposium Internasional SIIR SANTREN yang diadakan oleh Pengurus Cabang NU se-Jawa Timur. Acara yang mengesankan. Aku yang sedari kecil jauh dari lingkungan pesantren, bisa ikut terlibat dan memaparkan hasil penelitian tentang Pendidikan Pesantren. Bersama dengan salah seorang kawan, Annisa Avilya, aku memaparkan hasil penelitian terkait dengan Desain Kurikulum Pendidikan Karakter di Pesantren Modern untuk Menghadapi Era VUCA.
Mimpi untuk dapat menjadi akademisi adalah mimpiku sejak kecil. Aku ingin menjadi ahli di bidang yang aku geluti. Separuh perjalanan sudah kulalui. Dengan khazanah keilmuan yang kuterima dari dosen-dosen Universitas Darussalam Gontor, aku mengembangkan produk untuk anak penderita disleksia. Dengan produk itu, aku terpanggil menjadi pembicara di sebuah forum besar yang diadakan oleh PSKP Kemendikbud. Foto ketiga adalah fotoku bersama para pakar pendidikan awardee berbagai beasiswa dan seorang ibu dari NGO. Merasa terhormat menjadi peserta termuda. Sungguh, skenario yang indah dari Allah.
Selanjutnya adalah perjuangan menembusi kampus-kampus ternama skala nasional maupun internasional untuk studi pasca sarjana. Mimpi ini tidak boleh berhenti. Allah bergantung pada prasangka hamba-Nya. Maka, hari ini, detik ini juga ketika aku menulis ini, tidak ada sedikit pun keraguan dalam hati bahwa kelak aku dapat menjadi akademisi di bidang pendidikan yang berpengaruh di Indonesia. Mempunyai kontribusi nyata untuk membangun pendidikan menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H