Mohon tunggu...
Rosena Nmotise
Rosena Nmotise Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Sebut Saja Bunga", Apa Tidak Ada yang lain?

30 Oktober 2013   11:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:50 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenapa nama mawar, atau nama bunga indah lainnya seringkali dijadikan sebagai nama samaran korban pelecehan seksual?
Apa karena semua yang cantik dan menarik sudah diseragamkan untuk dilecehkan?
Atau mungkin sengaja dibiasakan untuk dilecehkan?
Aku suka mawar karena mawar adalah bunga yang indah.
Semua orang punya sisi indahnya masing-masing, begitu juga sisi buruknya.
Seperti kelopak bunga mawar, dan tentu juga durinya.
Bunga mawar tidak munafik menurutku, mewakili sekali bentuk manusia.
Bukan berarti bunga yang lain tidak bisa mewakili manusia pada umumnya.
Bunga bangkai contohnya, terlihat besar, megah dan mewah, tetapi ternyata menghasilkan bau yang sangat busuk.
Itu mewakili manusia sekali, terlihat istimewa dari jauh, dan dari dekat ternyata..?
Ingat bunga bangkai aku menjadi ingat dengan lelaki.
Kenapa nama samaran di berita kriminal tidak ada yang menyebutkan penjahat kelamin seperti laki-laki sebagai bunga bangkai?

Apa mereka special sehingga tidak pernah dipublikasikan kebusukannya?
Apa cuma perempuan saja yang layak disebut jalang?
apa cuma perempuan saja yang pantas dibilang murahan?
Padahal lelaki jalang berjumlah tidak sedikit.
Banyak yg menjual diri demi hanya mendapat selangkangan, atas nama cinta.
Ada yang menggoda dengan menyombongkan diri, membuat semua perempuan terpesona.
Ada juga yang mencari akal untuk dikasihani agar bisa meminta ini itu.
Apakah itu tidak jalang?
Harga diri mereka digadaikan dengan kepura-puraan, apa tidak murahan?
Berbagai nama bunga yang indah tidak lebih hanya sebagai cemoohan dan alasan-alasan lain yang hina.
"Sebut saja bunga" , apa tidak ada yang lain?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun