“Sudah capek pilah-pilah tapi tetap ujung-ujungnya disatuin sama petugas yang mengumpulkan sampah”,
Kurang lebih demikian pemikiran kita kalau-kalau diminta untuk memilah sampah. Buat apa? Toh, nanti disatuin juga. Tanggapan kita ini tidak salah karena demikianlah yang sering terjadi dan akhirnya membuat kita menjadi malas memilah sampah. Namun jangan patah semangat dulu, karena ada solusi lain yang bisa kita lakukan yakni dengan memanfaatkan sampah organik kita misalnya untuk komposting. Kita secara tidak langsung telah membantu pengelolaan sampah di kota kita dengan tindakan sederhana.
Nah, pada hari ini, Rabu 7 September 2016, saya beruntung untuk menjadi bagian dari #relawanzerowaste yang bisa belajar bareng-bareng terkait persampahan. Plus, jalan-jalan meng-explore kota Bandung. Di sini, saya belajar bersama trainer YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi) yakni mbak Anill dan mbak Ayu, dan salah seorang relawan, kak Nurlaida.
Kali ini YPBB diundang untuk memberikan pelatihan pada warga Perumahan Riung Permai RW 11 Kel Cisaranten Kidul Kecamatan Gede Bage Bandung tentang #zerowastelifestyle. Antusias bapak-bapak dan ibu-ibu Perumahan Riung Permai sangat tinggi. Terlihat dari banyaknya tanggapan peserta ini sewaktu sesi tanya jawab. Pelatihan yang dimulai pukul 09.30 -12.00 ini pun terasa singkat namun bermakna. Ruang serbaguna Perumahan Riung Mulya pun ramai dengan penjelasan dan diskusi.
Ternyata sebagian ibu-ibu di Perumahan Riung Mulya sudah melakukan praktek pemilahan dan menerapkan perilaku minim penggunaan plastik. Sampah organik yang terdiri dari sisa makanan, kulit buah, dan sisa sayur dimasukan ke dalam tanah yang telah dilubangi (biopori). Melalui pelatihan ini, YPBB menyarankan dua teknik sederhana yakni biopori dan keranjang Takakura untuk mengatasi masalah sampah kota.
Menariknya, ada salah satu tanggapan warga yang mengaku ragu, apakah kegiatan individual seperti ini dapat membawa perubahan besar pada pengelolaan sampah pada tingkat yang lebih luas, nasional atau dunia misalnya. Jawabannya, tentu saja iya. Jangan ragu mengubah perilaku terhadap pengelolaan sampah kota. Meskipun kebiasaan #zerolifestyle kita terkesan ga ada apa-apanya, tetapi jangan salah individu bisa mengubah keluarga, RT/RW, dan tingkat selanjutnya serta generasi berikutnya.
Demikian liputan singkat bersama YPBB untuk gaya hidup zero life style. Bagi warga Bandung yang tertarik untuk mendapat pelatihan bisa menghubungi YPBB untuk konfirmasi lebih lanjut. Semoga bermanfaat.
Salam baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H