Ada begitu banyak kekayaan negeri kita yang manfaatnya kini dinikmati oleh masyarakat di luar negeri. Bahkan tidak jarang barang yang diekspor keluar negeri setelah diolah, diimpor kembali ke Indonesia dengan harga yang sudah berlipat kali.
Pengalaman Pribadi
Dulu sewaktu kami masih menjadi salah satu exportir hasil bumi kami mengexport rempah rempah.
Yang mana pembeli berasal dari Singapore, Amerika dan Eropah. Barang-barang export tersebut terdiri dari Kulit manis, kopi, pinang dan gambir. Kadang kala pala dan cengkeh.
Pada waktu itu, pikiran kami hanya tertumpu pada bagaimana mendapatkan keuntungan dari berbagai komoditas ekspor ini. Dulu tak terpikirkan untuk mempelajari apa saja manfaatnya dan mengapa pembeli di luar negeri mau membelinya.
Salah satu contoh adalah: kulit manis. Yang dikenal juga dengan nama “kayu manis” atau “cinamon”. Tapi, dalam perdagangan biasanya di sebut: ”Cassia”
Eksport Kulit Manis ini terbanyak adalah ke Eropah dan Amerika. Di mana kulit manis ini yang disenangi kualitas AA yaitu kulit manis yang umurnya 7 atau 8 tahun karena tidak tebal amat dan tidak tipis benar.
Kulit manis ini dicuci dan dipotong-potong sesuai permintaaan yang bernama: ”cut and washed”. Kulit manis yang sudah dipotong dan dicuci ini di Eropah digunakan untuk dicelupkan dalam air panas atau teh dan diminum untuk penghangat badan di musim dingin. Atau dijadikan pengganti rokok untuk memanaskan tubuh dikala musim dingin.
Baru belakangan ketika kami mengujungi beberapa negara di Eropah dan Amerika, kami dapatkan informasi bahwa kulit manis atau Cassia ini memiliki khasiat yang luar biasa. Antara lain digiling hingga halus dan dijadikan: 'tehcassia” dengan beragam merk dagang. Padahal dulu di gudang pengilingan kulit manis kami di jalan Niaga Padang, bubuk kulit manis ini kami buang saja bersama dengan sisa-sisa pengilingan lainnya.
Bahkan ternyata kemudian ada berita di mana kulit manis ini dicampur dengan madu bisa jadi obat untuk berbagai penyakit :