[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Sofa yang masih baik dan TV ketinggalan mode (Doc: Roselina)"][/caption]
Ketika masih berada di Indonesia,setiap kali keluar dari apartement.hampir pasti kami melihat pemulung .Baik yang lagi berjalan menggendong karung yang berisi beraneka ragam barang bekas. Atau beberapa orang sedang mengais tempat sampah.
Disamping itu ,ada juga pemulung yang berkeliaran di jalan-jalan sedang mencari apa yang bisa dipungut,untuk kemudian dijual ,untuk menghidupi diri dan keluarga..Begitulah terjadi dikota-kota terutama dikota-kota besar banyak sekali pemulung berkeliaran.Hal ini tidak mengherankan,karena banyak barang-barang sudah tidak dipakai lagi dibuang oleh pemiliknya dan dipungut oleh pemulung sebab masih ada harga jual untuk didaur ulang lagi.
[caption id="attachment_361517" align="aligncenter" width="486" caption="Pemulung sedang menambil sesuatu didepan rumah (Photo: Tribunnews.com)"]
Benda-benda yang Dipungut
Beraneka ragam plastik,kertas,karton dan banyak lagi benda-benda yang bisa didaur ulang dikumpulkan dan dijual perkg dengan harga yang relatif murah.Kabel-kabel listrik dan benda-benda dari besi dan alluminium sedikit lebih mahal.
Bahkan tidak jarang kita saksikan di Kali Ciliwung yang sarat dengan sampah, para pemulung menyediakan perahu kecil ,untuk menangguk berbagai benda, yang diperkirakan ,masih ada nilai jualnya. Mereka bertahan hidup bertahun tahun dengan cara ini.
Di Australia Tidak Ada Pemulung
[caption id="attachment_361519" align="aligncenter" width="541" caption="Tempat tidur yang masih bagus dan sofa dibuang (Doc.Roselina)"]
Di Australia tidak pernah terlihat seorang pemulungpun disini. Meskipun banyak barang-barang yang dibuang oleh pemiliknya masih dalam keadaan baik dan dapat langsung dipakai atau didaur ulang.Tidak sedikit dari benda-benda yang dibuang itu masih bernilai tinggi,cuma karena bosan dan akan mengganti yang baru maka dibuang .Misalnya alat-alat masak,kursi-kursi,tempat tidur,TV hitam dan putih,TV yang model sudah ketinggalan . Mereka membuang semua perkakas yang dianggap tidak perlu lagi dengan meletakkan didepan pekarangannya.
Siapa saja yang merasa membutuhkan boleh mengambil barang-barang tersebut,tapi kenyataan orang-orang disini gengsi untuk mengambilnya,jadi dibiarkan saja nanti petugas kebersihan yang akan mengangkat barang-barang tersebut.