Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Mimpi Punya Sopir Pribadi di Australia

25 Oktober 2014   13:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:47 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14141909851247102395

Jangan Mimpi Punya Sopir Pribadi di Australia

Dimana mana di Indonesia kita melihat banyak sopir-sopir pribadi.Umumnya orang yang punya duit mengaji sopir pribadi. Sehingga mereka tidak usah menyetir sendiri kendaraannya dan bisa duduk santai . Misalnya sang nyonya mau kepasar atau mau meeting ,mau kondangan dan sebagainya. Cukup minta sopir untuk mengantarkan .Demikian juga dengan anak-anak mereka,setiap mau kesekolah diantarkan sopir kesekolah.

Kebiasaan sang sopir menunggu Boss dan ngangur selama berjam-jam,tapi bisa juga sangat sibuk dan melakukan pekerjaan rangkap .Misalnya kalau ikut ibu ibu belanja kepasar,harus membawa barang belanjaan kemobil .Atau disuruh untuk membeli sesuatu ditoko. Jadi tugas seorang sopir pribadi ,adalah pekerjaan rangkap.

Tidak jarang yang menjadi sopir adalah seorang sarjana. tapi tak dapat pekerjaan ,maka dari pada menggangur , lebih baik bekerja. Disisi lain.seorang sopir pribadi bisa saja menjadi mantu Boss. Salah seorang teman kami, yang putrinya jadi supervisor suatu perusahaan, mengaji sopir pribadi.Karena sering diantar dan dijemput si anak lama kelamaan jatuh hati pada sang sopir.Akirnya menikah dan punya anak seorang. Kini sang sopir ,bukan lagi karyawan ,tapi sudah menjadi anggota keluarga

.Namun hidup adalah memilih. Kalau kami berbeda dengan kebanyakan orang . Sejak masih aktif diperusahaan,,kami justru tidak memakai sopir pribadi. Bukan karena pelit, tapi menurut pengalaman kami ,susah mengatur jadwal . Kadang -kadang mau berangkat pagi-pagi sekali ,tapi karena harus menunggu sopir datang ,akhirnya jadi terlambat .Apalagi kalau sopirnya tiap sebentar minta ijin merokok, sehingga kita yang harus menunggunya. Maka kami memutuskan tidak memakai sopir alias nyopir sendiri.Ya mau kepasar antar anak kesekolah semua dilakukan sendiri.

Jangan Mimpi Punya Sopir Pribadi di Australia

Selama 10 tahun kami disini, belum pernah ketemu bos dengan sopir pribadinya.Setiap orang menyetir mobilnya sendiri. Bahkan Boss mantu kami, yang berkerja di salah satu perusahaan terbesar di Australia, juga mengendarai mobilnya sendiri. Berpakaian lengkap dengan jas dan dasi, menjemput mantu kami dan mereka berangkat ke Sydney.

Yang punya sopir pribadi .mungkin hanyalah pemilik perusahaan besar.Bukanlah berarti kalau cuma menjadi pemilik toko atau mini market,sudah bisa mengaji sopir. Selama masih menjadi karyawan, walaupun statusnya pada jabatan yang tinggi, tetap saja tidak mampu mengaji sopir. Karena gaji seorang sopir disini, sangat tinggi. Rata rata perjam gaji disini adalah 25 dollar. Kalau pulang terlambat, berarti akan ada overtime, yang berarti gajinya harus ditambah .

Di Australia mobil itu kebutuhan pokok.Setiap rumah biasanya mempunyai satu,dua ataupun tiga mobil.Satu untuk sang bapak,satu lagi buat ibu kalau bekerja lain kantor dengan bapak dan terakir buat anaknya kalau sudah kuliah. Bahkan jangan heran, kalau tukang potong rumput atau cleaning service datang kerumah kita dengan mobil pribadi. Karena di Australia tidak ada angkot, sedangkan untuk naik taksi, berkisar 10 – 15 dollar.

Tulisan ini hanya cuplikan dari sepotong gaya hidup di negeri orang, yang mungkin dapat diambil kesimpulan, kalau mau hidup dengan gaya seorang Boss, maka Indonesia adalah tempatnya. Disini kalau penghasilan sebulan 6000 dollar atau senilai 60 juta rupiah,adalah warga biasa biasa saja. Kabarnya seorang sopir truk dipertambangan, gajinya bisa senilai itu.

Lain lubuk lain pula ikannya.Beda negeri,beda juga gaya hidup.

Wollongong,25 Oktober 2014.

Salam saya,

Roselina.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun