Mengapa Bukan Solok?
Kota Padang Yang Terbaik
Sebagai Kota Untuk Slow living
Topik pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang kota yang dipilih untuk menerapkan konsep Slow living.
Untuk jelasnya ijinkankanlah saya kutip dari Kompasiana
Kompasianer, apakah saat ini  tengah menjalani slow living? Apakah daerah Kompasianer saat ini mendukung untuk hidup slow living? Apa alasannya? Bagaimana ceritanya slow living di sana? Nah, bagaimana dengan Kompasianer? Apakah pernah berpikir untuk mencoba menjalani konsep hidup ini? Atau, adakah Kompasianer yang sudah menjalaninya? Bagaimana memulainya?
Selain itu, menurut Kompasianer, kota seperti apa yang ideal untuk menjalani hidup slow living? Â Punya rekomendasinya? Bagaimana dengan kota kompasianer sendiri, apakah cukup menarik untuk dijadikan kota slow living? Apa alasannya? (Kompasiana)
Sesungguhnya, 82 tahun lalu saya memang lahir di Solok ,tapi hanya sampai usia 7 tahun . Setelah itu kami sekeluarga pindah ke Padang. Jadi mengenai keadaan Solok tidak saya ketahui dengan jelas. Hanya samar samar dalam ingatan. Â
Di Padang  saya bersekolah dan tumbuh dewasa.  Serta memahami hampir seluruh pelosok kota Padang secara terperinci.Â
Dikota Padang kita bisa mencapai tempat tempat rekreasi dengan mudah. Â Untuk dapat refreshing, cukup naik sepeda atau naik bendi untuk menikmati indahnya pantai Padang. Ataupun mengisi waktu luang dengan berkunjung ke Museum Adityawarman, yang berdekatan lokasinya dengan Tugu Pahlawan Tak DikenalÂ