Hendaknya Disikapi Secara BijakÂ
Dikit Dikit Panggil Tukang Apa Tidak Bisa Kerjakan Sendiri?
Apakah Kompasianer punya  skill atau ahli bikin sesuatu atau perbaiki sesuatu .Kasih tips dan tutorialnya
Topik Pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang " Dikit-dikit Panggil Tukang"
Untuk jelasnya ijinkankanlah saya kutip dari Kompasiana:
Ketika ada barang maupun perintilan di rumah rusak, biasanya Kompasianer membenarkan sendiri atau langsung panggil tukang service?
Atau, ada tipe lainnya: coba perbaiki sendiri, tetapi ternyata sulit dan lalu memanggil tukang service
Kalau dikit dikit panggil Tukang , sepertinya cengeng banget ya. Kayak terbiasa terlalu dimanja oleh orang tua sejak kecil. Tetapi alangkah eloknya bila sindiran ini disikapi secara hati hati .
Kalau ada pakaian yang robek ataupun kancing baju yang putus, tentu saja di perbaiki sendiri. Masa iya panggil Tukang Jahit? Nah, urusan pakaian sobek, kancing baju terlepas ataupun ruistsleiting rusak, semua saya tangani sendiri.Â
Bahkan pakaian untuk cicit cicit kami saya rajut dari A to Z. Sejak saya lulus kursus gunting rambut di Singapura, suami tidak pernah lagi ke Tukang Cukur ataupun ke Salon.Â
Urusan kebun,bila tangkai cangkul patah atau ada perlu rak kayu di dapur, maka semuanya dilakukan oleh suami. Bila Kran air bocor, maka Kevin, cucu kami yang memperbaiki. Karena kalau panggil Tukang di Australia, minimal biaya  300 dolar. Setara 3 juta rupiah.
Begitu juga untuk urusan berkebun, semuanya dikerjakan oleh suami. Mulai dari mencangkul dan bercocok tanam.Â
Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua kerusakan dikerjakan sendiri. Misalnya ada atap yang bocor, sedangkan kita tidak ahli dibidang ini.
Pengalaman suami perbaiki sendiri atap bocor sewaktu masih tinggal di komplek perumahan Bintaro jaya. Kami sudah minta tolong Satpam untuk mencarikan tukang .Â
Esok hari Tukang datang dan setelah diceritakan bahwa atap bocor, Tukang bilang biayanya 500 ribu rupiah.Â
Pada tahun 1991 , uang sebesar 500 ribu rupiah cukup besar. Tapi daripada suami yang memperbaiki,saya lebih suka untuk membayar tukang.
Tetapi suami bilang cuma membetulkan atap yang bocor saja 500 ribu rupiah terlalu mahal.
Karena tidak ada orang lain yang tinggal bersama kami,maka suami naik keatas loteng dengan membawa kelengkapan, termasuk gergaji elektronik.
Ternyata,saat suami sedang berusaha menganti kayu penyangga genteng ,tetiba terdengar suara sesuatu jatuh dari loteng.
Saya berlari kearah suara. Alangkah kagetnya saya ,karena ternyata suami yang terjatuh. Saat suami terbaring, mesin gergaji yang masih menderu deru, hanya beberapa centimeter dari wajah suami. Sementara suami sudah tidak mampu menggerakkan tubuh nya .
Entah dapat kekuatan dari mana, saya tarik suami sekuat tenaga. Dan begitu suami berhasil saya tarik, mesin gergaji jatuh menghujam tempat dimana beberapa detik yang lalu terbaring suami.
Saya peluk suami dengan rasa syukur kepada Tuhan, karena disaat genting telah menyempatkan suamiÂ
Ternyata seluruh penyangga loteng sudah keropos dimakan rayap.
Dan kami tidak tahu-menahu yang bahwa rumah tersebut sudah dimakan rayap sehingga ketika suami memanjat tiang diatas dan mulai menggergaji tiang tersebut patah dan suami pun terjatuh ditempat tidur sedangkan gergaji mesin masih hidup.
Padahal rumah kami beli dalam kondisi 100 persen baru .
Untung saya cekatan mencabut tombol listrik gergaji tersebut Karena bersamaan dengan jatuhnya suami gergaji jatuh juga dan persis diatas suami. Apa jadinya kalau saya tidak mencabut tombol gergaji tersebut.
Pengalaman tersebut membuat kami sadar, bahwa tidak semua bisa kita kerjakan sendiri. Ada yang tidak kita ketahui dan memerlukan tukang yang ahli dalam hal tersebut. Misalnya tukang rumah dia mengetahui apakah rumah tersebut bisa dipanjat atau tidak berdasarkan pengalaman dia melihat bentuk kayu  dari rumah yang akan dikerjakannya. Dia mengetahui apakah rumah tersebut sudah dimakan rayap atau tidak.
Kesimpulan:
Memanggil tukang ada baiknya bila kita akan mengerjakan sesuatu yang belum pernah kita kerjakan.Karena pengalaman yang benar benar mengingatkan kita akan perlunya memanggil tukang yang berpengalaman untuk pekerjaan yang beresiko membahayakan diri.
Ternyata hasil Rontgen menunjukkan,bongkol tulang lutut kiri bergeser. Akibat nya cukup lama suami menderita rasa sakit pada lutut kiri.Â
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
3 Desember 2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H