Masalah kenaikan harga BBM ataupun kenaikan harga barang barang kebutuhan pokok,sejak dulu selalu menghadirkan berbagai reaksi. Dari sekedar protes sana protes sini, hingga aksi unjuk rasa.
Topik Pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang naiknya PPN dari 11 persen menjadi 12 persen.
Seperti biasa, setiap kali ada kenaikan harga,pasti  ramai menjadi topik pembahasan. Dari mulai kedai kopi hingga ke kalangan intelektual.
Walaupun, akhirnya ada informasi bahwa pemerintah akan meninjau ulang rencana kenaikan PPN ini, tapi sudah terlanjur menjadi bahan perdebatan yang seru.
Untuk jelasnya izinkanlah saya kutip dari Kompasiana:
Bagaimana tanggapan Kompasianer soal PPN yang semula 11 persen dan direncanakan naik jadi 12 persen? Apakah nilai tersebut sudah tergolong tinggi bagi kamu? Â Pertanyaan besarnya, dapatkah pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat dengan dinaikkannya nilai pajak ini? Apakah ini jadi langkah yang tepat oleh pemerintah?
Seperti juga dibidang lainnya, setiap keputusan selalu menghadirkan pro dan contra. Tetapi beda negeri,beda pula gaya dan tanggapan terhadap isu kenaikan BBM ataupun kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
Tetapi uniknya masyarakat disini bahkan tidak bereaksi terhadap kenaikan harga BBM ataupun barang barang lainnyaÂ
Disini Harga BBM berbeda dari satu pompa bensin dengan pompa bensin lainnya  Kadang kala hanya berjarak 100 meter saja tampak berbeda harga Bisa selisih 10 sen dolar berarti seribu rupiah kita. Apalagi jika selisihnya mencapai 40 sen perliter.
Harga bensin disini juga tidak tetap misalnya antara satu minggu paling murah pada hari Selasa.Dimana bisa beda dengan hari Rabu Beda harga bisa 40 sen dolar per liter seharga Rp 4,000 - Jadi kami selalu mengisi bensin pada hari Selasa karena harga termurah dalam minggu tersebut.