Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru di Tahun 70-an

24 November 2023   04:04 Diperbarui: 24 November 2023   05:35 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diwaktu  wisuda di IKIP Padang(dok pribadi)

Kuliah di IKIP setelah berkeluarga

Topik pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang berbagi Pengalaman sebagai seorang Guru.. Mengapa memilih profesi sebagai guru? Karena itu saya merasa termotivasi untuk membagikan pengalaman hidup mengapa saya menjadi Guru.

Pada tahun 1969 ,pemerintah menerbitkan peraturan khusus buat kaum ibu yang mau melanjutkan kuliah di IKIP akan diterima walaupun sudah berkeluarga dan punya anak.

IKIP adalah singkatan dari Institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jadi sudah jelas setiap orang yang melanjutkan kuliah di IKIP bermaksud untuk menjadi Guru.

Membaca pengumuman tersebut walaupun sudah agak terlambat saya minta izin suami agar dapat ikut kuliah di IKIP Padang.Atas persetujuan suami sayapun ikut kuliah di IKIP Jurusan Exsata . Pada pertengahan tahun 1969. Sebelum kuliah saya sebenarnya sudah menjadi guru privat untuk SMP dan SMA jurusan ilmu pasti. Pada waktu itu yang menjadi Rektor adalah Prof DR Isrin Nurdin 

Pada tahun 1972 ketika lulusan IKIP di wisuda saya termasuk salah seorang diantaranya

Karena pada waktu itu tidak ada kelanjutannya ,hanya saja saya tidak diizinkan untuk melanjutkan kuliah di Amerika oleh suami.

Setelah diwisuda saya melamar disekolah SMP Murni dan SMP Yos Sudarso .Mengajar beberapa tahun kemudian saya melanjutkan mengajar di SMP Kalam Kudus . Karena latar belakang Pendidikan saya adalah ilmu Pasti, maka tentu saja saya mengajar di bidang yang sesuai background saya.

Pengalaman menjadi guru  

 Saya selalu disiplin dalam mengajar murid saya Bila ada yang belum mereka pahami akan saya jelaskan hingga mengerti 

Yang penting anak anak tidak boleh mencontek harus mengerjakan sendiri. Bila mencontek saya akan beri nilai nol Sedangkan bila mengerjakan  sendiri akan saya hargai usaha mereka.

Berhenti Mengajar Karena Ingin Membantu Suami

Karena usaha suami semakin maju maka suami minta agar saya resign dari mengajar untuk mendampingi suami mengelolah keuangan perusahaan kami.

Saya disayangi oleh anak didik saya ,ini terbukti sewaktu saya minta berhenti mengajar di Murni anak anak didik saya menangis dan mohon saya jangan berhenti

Sewaktu saya minta berhenti dari Kalam Kudus, Kepala Sekolah minta agar saya tunda karena.belum ada Guru pengganti. Karena itu. saya tetap mengajat di Kalam kudus . Tetapi karena usaha suami sudah maju, maka saya menyumbangkan seluruh gaji saya untuk anak anak asuh .

Kesimpulan:

Menjadi guru yang baik dan disenangi murid bukan berarti membiarkan mereka boleh berbuat sesuka hati . Mendidik anak anak bagaimana belajar  disiplin dan memberi pengertian dalam mengerjakan tugas mereka dengan baik Sehingga anak anak merasa malu mencontek . Mereka memiliki rasa kebanggaan diri,dapat mengerjakan sendiri atas usaha mereka , walaupun mungkin ada yang salah . 

Menjadi guru adalah panggilan jiwa sehingga tidak ada rasa keterpaksaan dalam mengajar dan mendidik murid murid.

Tulisan ini merupakan cuplikan pengalaman hidup pribadi sebagai orang yang pernah menjadi guru selama bertahun tahun. 

Terima kasih kepada semua sahabat sesama Penulis di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

24 Nopember 2023.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun