Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untuk Menerapkan Hidup Berbagi

25 Mei 2023   03:00 Diperbarui: 25 Mei 2023   06:19 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak Musti Ada alasannya

Bila kita punya niat untuk  berbagi, tidak perlu ada alasan. Karena bila kita baru mau memberi karena ada alasan tertentu, maka pemberian kita menjadi tidak murni. Misalnya, Karena ada hubungan kekeluargaan atau karena sesuku ataupun sakampuang. 

Atau mungkin  sanak family kita , mungkin dia pernah membantu kita dalam pekerjaan dan sebagainya. Berarti kita berbagi tidak murni lagi karena alasan tersebut.

Hidup saling berbagi,tidak mesti dengan uang.  Misalnya sewaktu kami masih usaha export hasil bumi. Suami berkendaraan dari Padang menuju Teluk Bayur untuk mengambil dokumen pengiriman barang keluar negeri dengan kapal . Yakni Bill of Lading atau bukti bahwa barang sudah diatas kapal.

Dokument Ini mutlak untuk melengkapi Letter of Credit untuk diuangkan di Bank. Dalam perjalanan suami melihat ada seorang anak tergeletak dijalan raya, akibat korban tabrak lari oleh truk . Truk tadi tidak berhenti melainkan lari meninggakan anak tersebut bersimbah darah dijalan.

Paman si anak berteriak minta tolong tak satupun mobil mau berhenti .Suami menghentikan mobil membantu menaikkan anak tersebut keatas mobil . Lalu melarikan mobil menuju rumah sakit M Jamil di Padang. Sesampai dirumah sakit perawat minta uang jaminan kalau mau dilakukan pengobatan . Karena pada waktu itu belum ada BPJS

Paman anak tersebut tidak ada bawa uang,yang oleh suami dibayarkan uang jaminan untuk anak tersebut.

Kalau dipikir pikir suami seharusnya ke Teluk Bayur mengambil dokumen tidak jadi dilakukan. Dan dengan membawa anak tersebut dengan mobil kami menjadikan mobil kotor kena darah dari si anak. Perlu dicuci lagi dan mengeluarkan uang untuk itu.Tapi hal tersebut tidak dipikirkan suami. 

Lain kesempatan suatu malam jam 01 .00 tengah malam .Pintu rumah kami digedor . Kami kaget dan membuka pintu,ternyata tetangga kami yang datang dan minta bantuan mengantarkan Putrinya yang lagi hamil akan melahirkan. Sedangkan suami putri tersebut sedang dinas diluar kota. Kamipun bergegas menukar pakaian dan membawa wanita tersebut kerumah bersalin di Padang .Rumah bersalin "Restu Ibu" Padahal malam itu sesungguhnya suami lagi demam.

Hukum alam " Tabur Tuai" berlaku dalam kehidupan kita. Demikian juga dengan kami kami membantu dengan ikhlas tanpa pamrih.
Sampai saat ini kami tidak tahu siapa yang meng up grade ticket kami ketika  naik pesawat Batik air Saya membeli tiket ekonomi Sewaktu saya check in ,ada masuk telepon pada petugas  Selesai menelepon petugas mengatakan tiket kami berdua sudah di upgrade ke business class Kami dipersilahkan naik bus bandara .Hanya kami berdua dan mengantar kami hingga ke tangga pesawat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun