Mengabadikan karya tulisan sendiri
Salah satu cara mengabadikan karya tulisan kita adalah dengan membukukan. Apakah buku tersebut msu dipasarkan atau diterbitkan sebagai kenangan pribadi,terserah pada diri masing masing.
Motivasi saya menulis adalah untuk berbagi kisah perjalanan hidup kami. Yang diharapkan mampu menginspirasi orang lain. Sekaligus untuk mencegah kepikunan. Jadi saya menulis bukan untuk pamer  diri melainkan untuk memotivasi kaum muda. Saya dalam usia menjelang 80 tahun masih bisa menulis ,masa kaum muda tidak bisa.?
Saya ucapkan terima kasih pada pak Thamrin Dahlan atas uluran tangannya membantu untuk membukukan karya tulisan saya.Â
Terima kasih kepada psk Ajinatha yang membantu mempersiapkan cover bukuÂ
Dalam buku ini saya menceritakan perjalanan hidup kami mulai dari merangkak dengan berbagai kesulitan  dan diterpa penderitaan lahir bathin. Sungguh merupakan sebuah tantangan hidup yang menakutkan. Syukur kepada Tuhan, setelah kerja keras siang malam dan tak pernah lupa berdoa, hingga mencapai kondisi financial and time freedom.
Termasuk kisah tentang bagaimana saya sebagai pendatang baru di Jakarta dalam usia 57 tahun , bisa mencapai kesuksesan di Jakarta.Yakni 3 kali berturut turut meraih Champion Honour di perusahaan asuransi.Jadi usia bukan halangan untuk mencapai kesuksesan.
Saya juga menceritakan bagaimana saya menghadapi situasi ketika suami terpuruk dan putus asa,saya beralih jadi sopir antar jemput.
Ketika putra dan putri sudah menikah  dan mereka sukses mereka mengajak kami untuk berlibur bersama mereka.
Putra pertama kami mengajak kami berlibur ke Jepang dan Puiau Tasmania serta Pulau Bali.Sedangkan putri kami mengajak kami ke Florida Amerika dan Canari Island .Putra kedua karena sibuk  dia hanya memberikan tiket pulang pergi ke Paris dan Jepang serta penginapan.