Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isteri Memegang Keuangan Keluarga

14 Maret 2023   04:29 Diperbarui: 14 Maret 2023   05:29 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah penyimpangan?

Banyak orang berpikir bila isteri memegang keuangan rumah tangga , berarti"  something wrong is happened" dalam keluarga. Bukankah seharusnya suami sebagai Kepala Keluarga yang memegang keuangan?  Hal ini disebabkan, karena sudah terbentuk paradigma dalam masyarakat bahwa seorang isteri dapat jatah belanja dari suami setiap bukannya. Hal lainnya,mungkin wanita dianggap hobi berbelanja. Sehingga, bila ketahuan bahwa isteri yang memegang keuangan keluarga, dianggap telah melakukan penyimpangan. 

Karena uang ada ditangan maka akan membelanjakan uang ditangan sesuka hatinya. Hal ini perlu dikoreksi ,karena tidak semua  isteri  berbuat seperti pendapat orang  tersebut  Kalaupun ada yang berbuat seperti itu, tentu tidak elok bila mengeneralisir bahwa semua wanita itu sama saja yakni:"hobby shopping"

Banyak isteri yang  pandai berbenah diri dalam mengatur kehidupan rumah tangga. Menggunakan uang secara arif dan  mengatur pengeluaran sesuai dengan penghasilan suami .

Pengalaman pribadi

Dulu kami menikah , saya yang memegang  keuangan keluarga. Bahkan belakangan, setelah suami sukses membangun bisnis,saya diminta membantu. Karena itu saya resign dari profesi sebagai Guru  . Kata suami bukankah lebih baik saya sebagai seorang isteri yang memegang keuangan perusahaan, ketimbang mempercayakan kepada orang lain? Karena tidak mungkin suami menjadi Single Fighter dalam berbisnis.

Pada waktu itu, saya diserahkan untuk mengatur keuangan perusahaan dan keuangan keluarga. Bukan saya mengambil alih, melainkan suami yang meminta  .Dimana saya selalu membedakan keuangan perusahaan dan  keuangan keluarga . Masing masing punya acount sendiri sendiri.Tidak dicampur adukan satu sama lainnya. Bila suatu waktu keuangan perusahaan memerlukan pinjaman ,maka saya meminjamkan dari keuangan keluarga Dengan catatan harus dikembalikan setelah selesai digunakan, walaupun kedua nya adalah keuangan kami. Bila suatu waktu ada yang memerlukan uang  yang agak berlebihan dari saldo keluarga,maka saya dengan terpaksa menolak untuk meminjamkan uang perusahaan kepada siapapun, termasuk kepada sanak keluarga. Dalam hal ini dibutuhkan disiplin diri yang konsisten. Saya tidak pernah membelanjakan uang untuk keperluan pribadi sesuka saya. Bahkan untuk beli pakaian,saya minta persetujuan suami. Walaupun suami tidak pernah bikin aturan demikian. Hingga kini saya selalu melaporkan kepada suami, tentang keuangan kami. Walaupun tidak pernah diminta.

Begitu juga untuk berbagai kegiatan sosial, suami selalu merundingkan terlebih dulu dengan saya. Tidak pernah " menginstruksikan" harus begini dan begitu. Sebagai seorang isteri saya merasa selalu dihargai dan dipercayai sepenuh hati dalam hal apapun.

Kesimpulan :

Sebagai seorang isteri yang dipercayai untuk mengelola keuangan rumah tangga , tentu saja perlu menjaga kepercayaan ini   . Menggunakan uang sebaik baiknya . Sehingga suami tidak menyesal mempercayai diri kita. Harus mampu  membedakan mana yang perlu didahulukan. .Setiap orang harus memahami kehidupan berumah tangga agar bisa mengatur keuangan rumah tangga dengan sebaik baiknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun