Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penghasilan Istri Lebih Besar dari Suami

13 Maret 2023   04:00 Diperbarui: 13 Maret 2023   06:18 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpotensi terjadinya keretakan rumah tangga?

Bisa jadi salah satu penyebab retaknya hubungan dalam rumah tangga adalah masalah keuangan. Tetapi sesungguhnya penyebab terjadi keretakan rumah tangga dapat disebabkan banyak faktor. Secara umum, hal ini disebabkan kurangnya pengertian antara suami dan isteri. Biasanya suami mencari nafkah sedang isteri mengurus rumah tangga. Penghasilan suami belum tentu bisa mencukupi pengeluaran untuk hidup. Isteri serba salah, menunggu hasil dari suami yang tidak dapat mencukupi pengeluaran atau mau berkerja membantu suami ? Hal ini agaknya merupakan sebuah dilemma bagi seorang wanita dalam posisi sebagai Ibu rumah tangga..Sering terjadinya keretakkan bukan karena isteri lebih banyak mendapatkan penghasilan dari suami, tetapi karena tidak arif menyikapi keadaan.

dsc01514-jpg-640dcc5c08a8b57fb3622dd8.jpg
dsc01514-jpg-640dcc5c08a8b57fb3622dd8.jpg
Pengalaman pribadi.

Ketika kami nikah suami berusaha menjadi pedagang  dengan membawa bon bon dan makanan kaleng dari Padang ke Medan.Ternyata gagal dan kemudian kami bekerja di PT Pikani Medan dan kembali ke Padang. Kami memulai usaha di Tanah kongsi dengan berjualan bermacam macam barang Salah satu adalah menjual kelapa  parut. Dan aneka ragam plastik  untuk pembungkus dan sebagainya. Penghasilan ini tidak mencukupi sehingga saya harus mengajar dan memberi private les pada murid murid yang membutuhkannya. Penghasilan saya jauh lebih besar dari suami . Tetapi kami tetap seperti biasa. Kemudian hidup kami berubah .  Suami jadi pedagang hasil bumi dan saya menjadi komisaris diperusahaan suami. Akhirnya kami setelah berhasil dan sukses kamipun pindah ke Jakarta . Disini kami memulai usaha dengan membuka toko stationery di Lokasari plaza .Kemudian menjadi  Supplier  dari suatu perusahaan di Ciarang Terakhir saya menjadi Supervisor  di Lippo group Berhasil mencapai Champion honor berturut turut tiga kali dengan penghasilan yang cukup untuk dibanggakan .Setiap bulan mendapatkan puluhan juta pada waktu itu sangat besar. Tetapi saya tetap seperti biasa mendahulukan kepentingan suami .Akhirnya saya ikut suami berkeliling Indonesia meninggalan semua pendapatan saya .Tidak pernah terjadi keretakan rumah tangga kami ,karena pengertian antara kami berdua .

sam-0548-jpg-640dcdae08a8b56c371c28b2.jpg
sam-0548-jpg-640dcdae08a8b56c371c28b2.jpg
Kesimpulan :

Baca juga: Istri Takut Suami?

Keretakan dalam rumah tangga tidak selalu disebabkan penghasilan isteri jauh lebih besar dari suami melainkan karena sesuatu hal yang tidak dapat diselesaikan dengan pengertian kedua belah pihak.

Karena itu tak elok bila menyudutkan wanita dengan penghasilan jauh lebih besar dari pada suami menjadi penyebab rusaknya hubungan dalam rumah tangga. Penyebabnya adalah sikap pribadi masing masing .

Sejatinya , pada saat menikah tidak ada lagi istilah : "Ini uang saya, bukan uang kamu", melainkan "uang kita bersama"

Prinsip hidup berumah tangga yang sudah sering dilupakan orang. 

Keterangan foto: semuanya dokumentasi pribadi

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang berkenan menyempatkan untuk singgah.

13 Maret 2023.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun