Keluar Negeri bersama 3 orang anak.
Pada tahun 1970 an  , agaknya adalah hal yang sudah diterima oleh masyarakat luas, bahwa orang tua berangkat keluar Negeri, sedangkan anaknya dititipkan . Seakan akan adalah suatu hal yang mustahil, travelling keluar negeri dengan membawa anak yang masih kecil . Karena kuatir membawa anak keluar negeri, bukannya menikmati perjalanan, tapi malahan sibuk urus anak. Berarti sia sia mengeluarkan dana.
Begitu kebiasaan  anak ditinggal dititip pada orang Tua atau mertua .
Memutus Belenggu Tradisi
Pada tahun 1978 ketika usaha kami sudah mulai maju,kami  rencana akan keluar negeri  . Tapi kami sudah bertekad untuk memutus rantai tradisi. Yakni kami akan melakukan perjalanan dengan membawa ketiga anak anak kami  . Banyak sanak keluarga dan sahabat yang menyarankan agar jangan membawa anak anak  . Tetapi kami sudah bertekad untuk membuktikan bahwa sama sekali tidak ada masalah travelling dengan anak anak.
Rencana kami ke  Singapore  dan Malaysia. Pada tahun 1978 kami sudah mempunyai 3 orang anak Yang sulung  12 tahun, yang kedua  4,5 tahun dan yang kecil 2 tahun.Ketika kami berangkat kami membawa serta ketiga anak kami. Teman teman bertanya apakah tidak sebaiknya anak ditinggal supaya tidak repot repot .
Kami menjawab,kami tidak ingin keluar negeri berdua saja.Karena itu  membawa anak anak lebih nyaman daripada ditinggalkan. Kalau seandainya kami berdua travelling, sementara anak anak ditinggalkan, maka yang travelling hanya phisik , tapi hati dan jiwa kami tinggal bersama anak anak. Apalah artinya wisata semacam itu?
Persiapan untuk anak