Hari ke  13Â
Pagi pagi sekali kami ditelpon Peng Beng yang tinggal di Singapore. Sesungguhnya kami berdua segan menganggu,karena Peng Beng bersama Iwan suaminya serta Markus Putra mereka baru saja kembali dari Perth.
Tapi karena  ditelpon dan akan menjemput kami di  Hotel,tentu saja tidak enak kalau kami bilang tidak usah datang. Saya selalu berpedoman, perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Hal hal yang tampak sepele,bila tidak disikapi secara arif, dapat memudarkan hubungan persahabatan.  Karena itu kami mengatakan,bahwa kami tidak kemana mana, tapi  jam 12 harus check out dari hotel , untuk ke Bandara Changi . Karena kami akan berangkat ke Perth. Peng Beng bilang okay, dia akan tiba sebentar lagi untuk membawa kami city sight seeing, jalan jalan di Singapore sebelum berangkat.
Peng Beng datang menjemput
Jam 8 tepat pintu kamar kami diketuk. Ketika kami buka ternyata Peng Beng sudah berdiri didepan pintu sambil tersenyum kepada kami.Peng Beng datang sendiri karena Iwan suami Peng Beng  kerja dan Markus  sedang mengikuti pelajaran renang untuk ujian nanti.
Menurut Peng Beng dia datang naik bus karena nggak punya mobil sendiri. Di Singapore kalau mau punya mobil agak berabe karena harus mengurus izin tersendiri dan harus antri untuk beberapa tahun kemudian izin harus diperbaharui lagi. Lagi pula parkir di Singapore mahal sekali. Maka mereka memutuskan untuk memanfaatkan Transportasi umum.
Pesiar dengan Peng Beng
Kami keluar dari hotel menuju samping hotel .Dua bangunan disebeah ada kedai tempat makan yang masih tutup Tapi telah antri panjang sekali didepan pintu. Menurut Peng Beng itu petanda masakan disitu enak.