Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merajut yang Tercecer (Seri 28)

1 Oktober 2021   04:28 Diperbarui: 1 Oktober 2021   04:35 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di tepi sungai Mekong (Dok Pribadi)

Cambodia 

Setelah seminggu menjelajahi Vietnam kami meneruskan perjalanan ke Cambodia masih dengan pesawat Air Asia Kami  menginap di salah satu  hotel di Phnom Penh ibu kota Cambodia, yang saya lupa namanya. 

Mungkin ada pembaca yang heran, kog nama hotel tempat menginap bisa lupa? Memang lupa terus mau gimana lagi? Hehehe  

Bangunan yang berisi tengkorak korban kekejaman pemimpin bertangan besi (Dok Pribadi)
Bangunan yang berisi tengkorak korban kekejaman pemimpin bertangan besi (Dok Pribadi)

Killing Field 

Tak jauh dari Phnom Penh terletak desa Cheung Ek. Di sini terdapat lokasi Killing Field  yang jaraknya berkisar 17 km dari Phnom Penh. Untuk menempuh tempat tersebut yang banyak berlubang lubang digunakan kendaraan bermotor yang dinamakan Tuk Tuk. Kendaraan ini banyak beroperasi di Cambodia. 

Pengemudi tuk tuk kami sangat sopan dan sangat hati hati mengemudikan kendaraan. Karena itu kami "memilih untuk tidak gonta ganti tuk tuk". 

Dengan rakit menyeberangi sungai  Mekong bersama Tuk Tuk (Dok Pribadi)
Dengan rakit menyeberangi sungai  Mekong bersama Tuk Tuk (Dok Pribadi)

Jarak 17 km ini ditempuh selama 45 menit karena keadaan jalan buruk dengan biaya 17  dolar. Sesampai di lokasi kami membeli tiket masuk dengan biaya 6 dolar termasuk audio guide dan peta kawasan Killing Field.

Lokasi dimKilling Field (Dok Pribadi)
Lokasi dimKilling Field (Dok Pribadi)

Kisah pembantaian ini telah berlalu 40 tahun yang lalu, tapi ketika mendengar musik dan keterangan melalui earphone yang dipinjamkan tadi mau tak mau saya bergidik dibuatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun