Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 125)

9 Juli 2021   04:34 Diperbarui: 9 Juli 2021   04:53 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
memasak daging ala Aborigin(dok pribadi)

Cara orang Aborigin memasak 

Kemarin seharusnya masih dilanjutkan dengan  kisah di lokasi camping, tetapi.ternyata keliru klick  ,sehingga meloncat ke kisah main bowling. Baru sadar setelah artikel tertayang.  Nah kalau sudah tahu keliru tentu harus kembali ke jalan yang semestinya .

Karena itu kali ini saya kembali melanjutkan tentang kisah selama camping  

Berbicara mengenai makan  setiap orang pasti memiliki pengalaman berbeda. Orang bisa makan di warung bawah tenda  di restoran dan merasa kan enaknya masakan sesuai selera masing masing.. Kami bersyukur setelah  kerja keras selama puluhan tahun  ,akhirnya mendapatkan kesempatan keliling dunia mencoba berbagai masakan yang enak dikatakan orang 

Seperti masakan direstoran terapung Hongkong,masakan restoran Perancis dan masakan Korea,China serta masakan Jepang. Tetapi masakan kampung orang Aborigin belum kami coba sama sekali. Maka mendengar teman2 mau memasak ala orang Aborigin tentu saja kami sangat senang. 

Kami diajarkan cara orang Aborigin memasak daging. Yang diperlukan hanya daging dan garam secukupnya. Jadi tidak membutuhkan bumbu bumbu masakan dan bahan penyedap apapun. Rasanya .......wah masakan yang paling enak yang pernah saya coba

Caranya:

menggali lubang untuk memasak daging (dok pribadi)
menggali lubang untuk memasak daging (dok pribadi)
Gali lubang sedalam 75 cm  Ukuran sekitar 70 x 50 cm
  • Siapkan bara api dari kayu keras
  • Karena kalau bahan kayu bakarnya kayu kropos, baranya tidak berfungsi dengan baik 
  • Masukan bara api hingga rata di dasar lubang
  • Tutup dengan kertas timah atau batu batuan
  • Letakkan daging yang sudah dibungkus dengan daun pisang atau daun apapun ,selama tidak beracun
  • Daging tanpa bumbu, hanya garam saja secukupnya
  • Tutup lagi dengan kertas timah atau batu batuan
  • Dan daun pembungkus tidak terbakar
  • Tutup permukaan lubang dengan bara hingga merata
  • Sehingga posisi daging yang dibungkus dengan dedaunan, berada ditengah tengah dan diapit oleh bara api
  • Tunggu.sekitar satu jam hingga bara menjadi abu 
  • Gunakan sekop untuk mengeluarkan bara yang sudah menjadi abu 
  • Untuk pekerjaan ini khusus dilakukan oleh orang dewasa  

meletakan daging yang dibungkus dengan daun pisang atau daun apapun yang tidak beracun(dok Pribadi)
meletakan daging yang dibungkus dengan daun pisang atau daun apapun yang tidak beracun(dok Pribadi)
Kemudian ditutp dengan batu batuan supaya daun jangan terbakar(dok pribadi)
Kemudian ditutp dengan batu batuan supaya daun jangan terbakar(dok pribadi)
terakhir ditutup dengan api bara yang banyak (dok pribadi)
terakhir ditutup dengan api bara yang banyak (dok pribadi)

Daging tidak perlu dipotong potong lagi karena telah empuk cukup Dengan garpu saja sudah terpisah.Sedap dan gurih rasanya tiada badingnya.

Selesai memanggang daging, jangan lubang tempat pembakaran harus disiram air sampai tergenang untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan. Hal ini adalah merupakan salah satu rasa tanggung jawab sosial untuk menjaga kelestarian alam.

Kesimpulan :

Ternyata untuk makan enak tidak harus makan di restoran mahal . Karena kenikmatan cita rasa masakan tidak tergantung pada berapa.harganya Yang penting caranya memasak, misalnya seperti orang Aborigin hanya daging dan garam secukupnya bisa membuat masakan yang istimewa 

Kami bersyukur karena sewaktu ikut camping mendapatkan pelajaran cara mempersiapkan masakan daging yang gurih dan lezat ala Aborigin .Ternyata dengan cara yang konvensional daging dan garam dapat berubah menjadi santapan empuk dan enak. 

Ternyata masakan yang mahal belum tentu enak dan yang enak belum tentu mahal.

9 Juli 2021.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun