Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 45)

18 Maret 2021   04:46 Diperbarui: 18 Maret 2021   05:34 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mgr Raimundus Bergamin (dok pribadi)

Mgr.Raimundus Bergamin S.X 

Kami mengenal uskup ini semenjak kami masih duduk di bangku sekolah SMA Don Bosco tahun 1960 an Bahkan kami hadir  dalam prosesi merayakan hari pelantikan sebagai Uskup di Sumatra Barat. Lokasi Keuskupan Padang hanya sekitar 300 meteran dari sekolah tempat kami belajar

Waktu itu saya masih di kelas 1 dan suami di kelas 2. Kami sering bertemu  dengan Uskup karena suami Ketua Legio Maria Regina Victoria  dan saya anggota. Dan setiap hari Minggu setelah Misa ada berbagai kegiatan di Paroki. 

Puluhan tahun mengabdi 

Puluhan tahun lamanya Uskup yang berasal dari Italia ini mengadikan diri di kota Padang sebagai Mgr Raimundus Bergamin S X. Bahkan sudah mendapatkan kewarganegaraan Indonesia 

Sangat fasih berbahasa Indonesia dan rendah hati. Dari ribuan umat  Katolik di Padang, Uskup hafal nama Andreas dan Helena, yang merupakan nama Baptist kami.

Karena sifatnya yang rendah hati dan ramah Uskup ini begitu di hormati di kota Padang dan Sumatra Barat  Sesudah  pensiun ditempatkan di kota Payakumbuh,kota kecil di Sumatera Barat yang berjarak lebih kurang 135 km dari Padang.

Merasa Ditinggalkan Sendirian 

Ketika kami mengunjungi beliau di Payakumbuh dengan membawa oleh oleh sekaleng biskuit "Khong Guan " ternyata disambut dengan sangat antusias. Padahal Padahal apalah artinya sekaleng roti ? 

Dengan mata berkaca kaca, Uskup berkata "Tadi malam saya mendapat firasat  ada yang mau datang mengunjungi saya pagi ini. Ternyata  sahabat saya  Andreas dan Helena".

Dengan mata yang basah saking terharu menyalami serta memegang tangan kami kuat kuat dan berkata, " Hanya seorang sahabat baik yang mau mengendarai kendaraan selama lebih dari 2 jam hanya untuk mengantarkan sekaleng roti untuk  saya. Malam tadi saya terjatuh dan pingsan. Tidak ada yang tahu dan baru sadar esok harinya. Saya seorang diri disini. Itulah Andreas dan Helena, hidup bersama tapi mati sendiri", Kami ikut terenyuh mendengarnya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun