Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 9)

27 Januari 2021   04:47 Diperbarui: 27 Januari 2021   05:11 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto dipatung Liberty (dok pribadi)

Walaupun Patung ini terdapat di Amerika ,namun di dalamnya tersirat lambang yang menjadi hak setiap  bangsa,yakni ”Kemerdekaan” 

Berfoto didepan ferry yang membawa kami ke Liberty(dok pribadi)
Berfoto didepan ferry yang membawa kami ke Liberty(dok pribadi)
Kami memilih duduk didepan di dek terbuka supaya bebas menyaksikan pemandangan Dan   kalau mau memotret kapan saja tanpa halangan Saya  mengabadikan semua apa yang pertama kali kami lihat dan menjadi kenangan indah dihati kami. Walaupun pada waktu itu hanya kami berdua yang merupakan penumpang asal Indonesia  sama sekali bukan halangan untuk menikmati setiap jengkal perjalanan kami. 

Pertama Kali Menyaksikan Patung Liberty

Setelah berlayar lebih kurang satu jam terdengar pengumuman dari Kapten kapal bahwa kami akan segera mendarat dipulau Liberty .Kami bersiap siap untuk turun dengan antrian yang panjang dan teratur .Tidak ada saling berebutan apalagi berdesak desakan 

Kami manfaatkan kebersamaan di pulau Liberty ini secara maksimal 

Berfoto didepan ferry yang membawa kami ke Liberty(dok pribadi)
Berfoto didepan ferry yang membawa kami ke Liberty(dok pribadi)
Kami menginjakkan kaki dipulau kemerdekaan dan berfoto disana  Tak terasa hampir dua jam kami berada dipulau Liberty Kami baru sadar setelah ada panggilan lewat alat pengeras suara agat semua penumpang  dipersilakan naik kembali ke fery untuk kembali karena memang diberi waktu 2 jam saja di Liberty. Patung Liberty ini sekaligus merupakan Ikon dari Amerika Serikat 

Rasanya waktu terlalu cepat berlalu. Beda total semasa kami hidup dalam keterpurukan, dimana waktu seakan berhenti .Apakah hal ini hanyalah perasaan saya saja.? Atau mungkin orang lain juga merasakan hal yang sama? Tentu saja saya tidak mampu menjawabnya.

Kesimpulan

Menyaksikan patung Liberty yang tingginya mencapai  93 meter tersebut terbesit rasa kagum dan terpesona. Serta menghadirkan rasa syukur dalam hati kami. Sambil saling menggengam tangan kami panjatkan rasa syukur kepada Tuhan 

Bagi yang mungkin baru pertama kali membaca kisah perjalanan ini.perlu saya sampaikan bahwa semuanya tidak kami dapat secara cuma cuma, melainkan setelah kerja keras selama belasan tahun.

Dan seperti yang sudah pernah saya sampaikan bahwa kisah perjalanan hidup ini saya tulis hanya berdasarkan daya ingat. Sehingga tidak ditulis secara sistematis, melainkan lebih tepat sebagai Storytelling 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun