Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengucapkan Janji Pernikahan Mudah (seri 2)

7 Januari 2021   05:08 Diperbarui: 7 Januari 2021   08:52 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: di Mount Elisabeth Hospital sewaktu dr Thio Cho .Keng memeriksa suami sebelum dioperasi di Singapore (dok pribadi)

Bagaimana Melaksanakannya?

Tulisan ini merupakan lanjutan pengalaman saya dalam memaknai arti janji pernikahan sebagai seorang isteri  .

Sewaktu  hidup masih morat marit dan kami harus  berkerja keras dengan seluruh kemampuan kami hanya untuk dapat bertahan hidup,  suami jatuh sakit. Mungkin akibat terlalu kelelahan dan hidup di pasar kumuh . Mengalami diare . Setiap kali bab yang keluar adalah darah semua sampai berkali kali dalam sehari Badannya kurus dan masih ditambah lagi  maagnya kambuh.Mau kedokter uang tidak cukup untuk itu

Bagaimana rasa hati sebagai seorang isteri menyaksikan suami dalam kondisi seperti ini tidak mampu saya ceritakan secara detail. Satu satunya tempat saya bisa mengadu hanyalah kepada Tuhan..Saya mencari tahu apa obat herbal  yang baik dan mendapat petunjuk dari seorang ibu untuk meminumkan air rebusan dadi2 besar dan dadi2 kecil serta pucuk daun jambu biji.Saya lalu mencari daun dadi2 besar dan kecil yang biasanya tumbuh diperkarangan yang berkerikil.Menelusuri pekarangan rumah tetangga satu persatu ,menyebabkan diri saya tampak aneh dan saya tidak mungkin menceritakan kepada semua orang bahwa suami lagi sakit ini dan itu. 

Saya tidak peduli apapun kata orang, yang penting saya terus mencari ,sampai saya memperoleh daun dadi2 besar dan dadi2 kecil.Saya mengambil  satu genggam masing masing, lalu saya mencari pohon jambu biji dan mengambil pucuknya satu ranting.Kemudian saya rebus dari dua gelas sampai tinggal satu gelas Lalu saya minumkan  pada suami .Bersyukur ,setelah tiga hari suami mulai sembuh dari buang buang air darah dan maagnya .Dan langsung mulai kerja lagi karena sudah tidak ada lagi uang untuk makan 

Badai kehidupan bisa datang kapan saja 

Suatu hari  suami dapat lowongan  untuk bekerja diperusahaan yang bergerak dibidang eksport kopi  ..Kesempatan emas ini tentu saja diterima oleh suami. Setelah setahun bekerja  diangkat sebagai Kepala Gudang merangkap sebagai juru timbang barang. Hidup kami selangkah demi selangkah mulai berubah Karena sementara suami kerja  saya masih terus mengajar..Untuk biaya hidup kami tidak perlu mikir lagi Tapi kami tidak dapat berlama lama menikmati  keadaan ini  karena ternyata  badai kehidupan bisa datang kapan saja.

Suami keracunan 

Suatu hari diadakan fumigasi untuk kopi yang akan dieksport .Yakni seluruh biji kopi yang sudah di packing dalam karung goni di sterilkan dari serangga melalui fumigasi ini.Dimana seharusnya tidak boleh ada yang masuk gudang bila fumigasi dilakukan Karena racun yang disemprotkan menyebabkan  semua binatang binatang termasuk tikus akan mati kena bau fumigasi tersebut .Dan tentu sangat berbahaya bagi manusia .Tapi Petugas yang melakukan fumigasi tidak mengatakan apa apa  kepada suami. Hanya menutup kopi yang difumigasi dengan plastik dan lalu pulang. Suami tidak tahu bahwa tidak boleh ada seorangpun didekat fumigasi tersebut.Karena itu tetap bekerja sebagai biasa  Sore hari sewaktu pulang kerumah suami mengeluarkan darah dari hidung dan telinganya. 

Ini berlaku beberapa hari sehingga suami  dibawa ke dokter THT .Dokter mengatakan suami mengalami infeksi akibat keracunan pada saluran pernafasan dan harus dioperasi Ternyata operasi  tak berhasil 

Singkat cerita  suami ,karena keuangan kami sudah memakai saya bawa ke Singapore untuk dicek disana .Di Singapore kami ke dokter THT Thio Cho Keng  dan menurut dokter suami harus dioperasi lagi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun