Tinggi jabatannya rendah hatinya
Sebagai Pengurus ARSI kami sibuk  mengurus kelengkapan surat surat kesana kemari  .Tdak ada yang mau menggantikan tugas kami.karena menjadi pengurus ARSI selain tidak ada uang masuk juga harus siap dengan dana pribadi.Â
Tapi karena memang kami.sudah siap untuk hal ini.maka kami jalani saja tugas kami dengan ikhlas. Ada hikmah yang dapat dipetik yakni mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan bergaul dengan beragam lapisan masyarakat.Â
Antara lain, kami berkenalan dengan MenPan Taufiq Effendi.(pada waktu itu) Beliau begitu supel dan sangat ramah  serta sama sekali tidak menempatkan diri sebagai pejabatÂ
Mengajak suami menulis bersamaÂ
Suatu hari Pak Taufik berkata pada suami "Pak nama kita sama sama berinitial T.E saya Taufiq Effendi (TE) dan bapak TJiptadinata Effendi(TE) jadi kita sama sama berinitial TE Bagaimana kalau kita sama sama menulis buku dan disingkat penulis TE saja? Tentu saja idea ini disambut suami dengan senang hati,sambil bercanda :" Wah nama saya bisa ikut ngetop pak "Â
Tapi rencana untuk itu tak pernah kesampaian Karena pak Taufiq selalu sibuk dan suami sibuk juga jadi hanya menjadi kenangan belaka.
Pak  Taufiq ini sangat familiar karena kami mengundang pada acara Rapim kami di Lembang Bandung ,Mengingat pak Taufiq adalah juga seorang Reiki Master Undangan ini tanpa procedure berbelit belit tapi disampaikan sebagai sesama Reiki Master  Langsung menyanggupi hadir dan ternyata datang bersama isteri tercinta di Lembang .
Kata sambutan yang sangat menyentuhÂ
Dalam sambutannya pak Taufiq selain dari masalah tehnik reiki ,jugs menyampaikan pesan kepada hadirin yang berjumlah ratusan orang,agar jangan lupa mempersiapkan masa depan anak anak dan sekaligus masa depan dihari tua ." Coba saudara saudara bayangkan bila kelak sudah tua dan berkunjung kerumah anak  ,cucu lari .Tapi bukan lari memeluk kita,melainkan lari masuk kedalam rumah sambil berteriak:"Mami..tuh kakek datang lagi..pasti mau minta uang lagi ,"
Dan semua orang tertawa .Tapi sesungguhnya hal ini bukanlah lelucon.melainkan sungguh terjadi. Satu lagi pelajaran berharga yang tak pernah kami lupakan.
 Dr dr Siti Fadillah Supari
Kami bernaung dibawa Kementerian Kesehatan karena Penyembuhan alami ini bergerak dibidang layanan kesehatan
Dr  dr Siti Fadilah Supari yang menjabat menteri kesehatan pada waktu itu mengundang kami untuk hadir dikantor beliau .Karena Dr dr Siti Fadilah ini ex mahasiswa dari Prof. Dr Asdhi yang adalah salah seorang Reiki Master kami Ketika kami tiba ,ternyata sudah ditunggu dan kami langsung ngobrol dengan santaiÂ
Menghadiahkan Buku Flu BurungÂ
Sementara membahas tentang harapan pemerintah agar semua komponen bangsa secara bersama sama memberikan bimbingan kepada masyarakat tentang  Selfcare atau tekhnik merawat diri  bu Siti Fadilah juga menghadiahkan buku yang ditulisnya yaitu " Sudah Saatnya dunia berubah "  Buku yang membahas mengenai flu burung Yang isi buku  tentang konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat
Bu Siti juga menanyakan tentang buku yang ditulis suami karena beliau belum punya Dan kami berjanji akan mengiriminya.
Kami di undang  untuk mengadakan lokakarya khusus untuk staf nya di Gedung Kesehatan RI di lantai 7.Yang kami penuhi dan ternyata disambut antusias oleh para dokter yang ikut seminar yang kami adakanÂ
Sesungguhnya kita bisa belajar dari setiap kejadian. Bahwa ada Pejabat yang angkuh tapi juga ada yang rendah hati  Hal ini dapat dinilai dari sikapnya sewaktu bertemu.Â
Hal lainnya yang menjadi pelajaran berharga bagi kami berdua adalah mempersiapkan hari tua mandiri
Selain itu,walaupun kita tahu staf kesehatan terdiri dari dokter dokter yang ahli dibidang kesehatan, tetapi mereka masih mau ikut lokakarya penyembuhan alami yang kami adakan. Karena berpedoman pada prinsip bahwa  tidak semua penyakit dapat diatasi dengan tehnik pengobatan modern.
Bahwa tidak ada orang yang tahu segalanya, sehingga siapapun diri kita dan setinggi apapun posisi kita ,tetaplah  rendah hati dan jangan pernah berhenti belajar.
31 Desember 2020.
Salam Saya,
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H