Suatu waktu ketika bulan puasa kami diajak haji Andri untuk ke Bukit Tinggi . Setiba di Bukittinggi ,waktu menunjukkan jam 12.30 WIB Haji Andri menghentikan mobilnya di Panorama Bukit Tinggi . Mempersilakan kami melihat lihat Panorama  sementara pak Andri ijin mau Sholat Tak lama kemudian Haji Andri kembali dengan membawa 2  bungkus Nasi Padang, Kemudian memberikan kepada kami Kami mengatakan nanti sekembalinya saja kami makan bersama dengan Haji Andri waktu berbuka puasa.
Tapi pak  Andri mengatakan , tidak apa apa bila kami makan ,karena kami bukan Muslim jadi tidak perlu ikut puasa bersama  Katanya  :" Apak jo ibuk kan indak puaso  jadi indak baa makanlah ".Akhirnya kami makan didalam mobil. Sementara pak Andri duduk diluar . Kami salut atas rasa kepeduliannya yang tinggiÂ
Kami pindah ke Jakarta
Ketika Haji Andri bersama putrinya ke Jakarta dia singgah dirumah kami dan menginap bersama putrinya beberapa hari di Bintaro Jaya rumah kami Demikian juga kami kalau ke Padang kami juga nginap dirumah Haji Andri di Tabing. Awal perkenalan yang unik tapi kelak kami menjalin hubungan persahabatan hingga kini.
Kesimpulan:
Berlajar dari pengalaman Haji Andri yang awalnya mendapatkan info dari :"kata orang " kami adalah orang yang sombong menurut omongan orang ,ternyata tidak benar .Karena pak Andri  tidak mau percaya apa " kata orang" dan mengecek sendiri Ternyata sama sekali tidak benar.Â
Hal ini sekaligus  menjadi pelajaran bagi kami agar jangan menilai seseorang dari yang tampak diluar saja. Â
Pelajaran kedua  adalah berbeda suku dan agama bukanlah halangan untuk saling bersahabat .Pak Andri tidak hanya memikirkan dirinya yang berpuasa ,tapi ingat kami berdua tidak puasa.
Seperti peribahasa yang mengatakan:" Jangan menilai isi sebuah buku hanya dengan membaca judulnya saja."Dan bahwa hidup adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir . Lebih dari 40 tahun sudah berlalu tapi hubungan persahabatan kami tidak pernah terputus. Kami berbeda dalam banyak hal tapi kami bersahabat akrab.
24 Desember 2020.
Salam saya,