Tergelincir ditangga pesawat
Entah sudah berapa ratus kali saya dan suami ,turun naik tangga pesawat ,sejak  kami mengelilingi dari kota ke kota dari tahun 1998 hingga tahun  2015 ,hingga kami memutuskan untuk menetap di Australia Selama itu semuanya berjalan dengan aman.Â
Tapi ketika kami baru saja landing dari pesawat Garuda di Sydney, ketika turun tangga ,hujan turun .Suami berpesan agar saya hati hati turun tangga,karena ia sendiri harus mengangkat koper ditangan kanan  Walaupun sudah berjalan hati hati,tapi entah karena apa,tiba tiba suami tergelincir  Syukur masih sempat memegang tangga ,dengan sebelah tangan sehingga tidak sampai terbanting kebawah,tapi tulang rusuknya terbentur dengan keras di tangga pesawat. Dengan menahan sakit,kami terus berjalan menuju ke ruang pengambilan bagasi ,karena kami ditunggu oleh puteri kami disanaÂ
Dari Sydney,kami langsung pulang ke rumah di Wollongong  Malamnya, suami demam .Keesokan harinya, saya sudah memberitahu kepada putri kami,bahwa papanya tergelincir di tangga pesawat. Kami mengajak suami ke rumah sakit,tapi katanya tidak apa apa,cuma butuh istirahat saja Tapi setelah dua hari demam semakin tinggi dan mulai batuk batuk. Dokter dipanggil dan hasil pemeriksaan,dokter mengatakan bahwa suami harus segera ke Wollongong Medical Center
Infeksi Paru Paru
Ketika  suami diperiksa dokter di Medical Center, ternyata paru parunya kena inspeksi 80 %.Dirontgen warna putih  Dokter geleng geleng kepada dan  menyuruh segera ke rumah sakit umum di kota Wollongong  untuk diperiksa lanjut Dibekali Surat Rujukan  dengan  catatan :"Emergency"  .Kami menunggu dijemput putri kami,yang  baru ketempat pakir untuk mengambil mobil Dan ketika  dilihat dokter kami masih diklinik ,dokter sangat marah berkata "I 've said  go straight to the hospital. why you still here!?"Â
Kami menerangkan putri sedang menjemput mobil.lalu kami terus kerumah sakit dengan surat pengantar dari dokter tersebut,langsung diberi tempat karena Urgent tidak perlu antri seperti biasanya.Suami  langsung mendapatkan ruangan,tapi di karantina.Karena mereka kuatir suami terkena tibc  Semua yang membesuk harus menggunakan mengenakan masker  ,termasuk dokter dan perawat
Bebas biaya rumah sakit
Hampir sebulan suami dirawat di rumah sakit umum Wollongong. Sempat terpikirkan entah berapa total jumlah biaya yang harus kami bayar,karena disamping biaya rumah sakit,ada biaya perawatan dokter dan belum lagi makanan dan  obat obatan . Memang kami memegang kartu senior,jadi kemungkinan kami hanya membayar setengahnya.Putra kami dan cucu datang dari Perth tengok papanya,mengatakan "Jangan pikirkan biaya ,saya akan selesaikan semuanya "
 Tapi ketika diizinkan pulang dan rawat jalan, ternyata Kepala Bagian Administrasi rumah sakit ,hanya minta suami menanda tangani kuitansi pembayaran,tapi sama sekali tidak menerima uang dari kami sepeserpun Karena suami dicantumkan sebagai Pensioner.Pulang dari rumah sakit,selanjutnya suami harus tetap kontrol dan berobat jalan dibawah pengawasan dokter Specialist Paru ParuÂ
Dokter yang merawat suami namanya dr Morentos spesialis penyakit dalam Merawat suami dengan tekun dan ramah sekali Ketika suami sudah dizinkan pulang  dan harus rawat jalan ,diperiksa di tempat prakteknya dr tersebut Dan setelah 2 bulan kemudian, suami sudah pulih. Berat tubuhnya yang ketika keluar rumah sakit hanya 58 kg kini sudah 62 kg Merasa usahanya berhasil dokter Morentos  sangat senang Suami dibebaskan dari semua biaya.Padahal dokter Specialis  tidak di cover Medicare card Seharusnya suami harus membayar setidaknya 1.600 dolar yakin sekitar 15 juta rupiahÂ