Pertanyaan yang Sulit Dijawab dengan: "Ya" atau "Tidak"
Setiap orang pasti pernah  berbuat salah, termasuk diri kita sendiri,entah disengaja ataupun terjadi tanpa disadari. Karena di dunia ini sebaik apapun seseorang, pasti pernah berbuat kesalahan pada orang lain .Karena tidak ada manusia yang sempurna, kecuali Tuhan Yang Maha Sempurna.Â
Bila ada yang bersalah kepada kita  dan kemudian sadar dan minta maaf, maka akan selesailah sudah masaalah tersebut. Sebaliknya bila kita yang melakukan kesalahan, maka kita yang memohon maaf. Tapi bila orang sudah merencanakan sesuatu untuk mencelakai kita  dan kemudian minta maaf bagaimana sikap kita?
Pasti tidak akan semudah memaafkan orang,yang katalah  karena kurang hati hati,menginjak kaki kita di lift dan minta maat, maka dengan santai kita bisa memaafkan, Tapi bila orang dengan sengaja ingin mencelakakan kita, maka tidak mungkin bisa semudah itu kita maafkan Kalaupun akhirnya kita sudah mampu berdamai dengan diri sendiri, sehingga dapat memaafkannya, apakah mungkin hubungan yang sudah terputus  kembali akrab sebagaimana semula?
Kalau boleh diibaratkan, bila sebuah porselein tersenggol dan jatuh sehingga pecah, maka dengan tehnologi terkini,bisa dipertautkan kembali, tapi tetap saja akan meninggalkan bekas yang tidak pernah akan hilang dan sewaktu waktu bila tersenggol, akan pecah kembali.
Berbagi sepotong pengalaman hidup
Dulu ada seorang anak laki laki namanya Amran(bukan nama sebenarnya) Setiap pagi datang ke kantor kami dan membantu membersihkan dan sebagainyua. Karena kami melihat anaknya rajin, sopan dan jujur, maka kami ajak bekerja digudang kami.Â
Setiap hari dia bekerja dengan rajin oleh sebab itu, beberapa bulan kemudian, kami angkat jadi kepala gudang. Yang memegang kunci dan kami berikan wewenang untuk menerima dan menimbang barang komoditas ekspor dari para pelanggan, serta mengluarkan bon timbang barang pembelian untuk perusahaan. Kami mempunyai dua buah gudang satu untuk kulit manis dan lain lain hasil bumi rempah rempah.
Satu lagi gudang dimana Amran bekerja tempat damar batu. Jadi kami jarang ke gudang yang tempat Amran, karena kami yakin akan kejujurannya, sehingga dia menerima,menimbang  dan membuat bon gudang, tanpa ada yang mengontrol. Berdasarkan Bon Gudang ini, maka pemilik barang datang ke kantor dan berdasarkan data yang tertulis pada bon gudang, saya bayar lepada pedagang yang menagih.Â
Ketahuan ketika dilakukan stock opname
Suatu waktu ketika saya hitung, berdasarkan data masuk dari bon gudang, stock damar batu sudah 120 ton . Maka kami tawarkan kepembeli di Singapore dan kami berhasil menutup kontrak jual beli damar batu tersebut sebanyak 100 ton.
Kalau dihitung hitung damar batu 120 ton dibersihkan akan tinggal 114 ton jadi masih sisa sebanyak 14 ton  kalau sudah diberangkatkan. Tapi ketika sudah siap dibersihkan hanya ada 80 ton saja lagi tidak ada sisanya.Saya tanyakan pada Amran kemana 34 ton lagi barang tersebut? Dia tidak bisa menjawab dan semenjak itu dia tidak masuk lagi kegudang dan tidak datang kerumah .
Suatu sore seorang bapak Tua ,salah seorang Pelanggan  kami datang ke kantor dan  menangis  Kami kaget dan menanyakan kenapa dia menangis.Â