Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Walaupun Sudah Memaafkan, Bisakah Akrab Seperti Semula?

10 Juni 2020   04:36 Diperbarui: 10 Juni 2020   04:44 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : isotockphoto.com

Laki-laki tersebut menceritakan bahwa dia diajak Amran untuk berlaku curang, karena bila dia membawa damar batu 5000 kg akan dibuat menjadi 6500 kg dan sisa yang 1500 dibagi dua dengan Amran. Tapi kemudian ketika ia jatuh sakti, menyadari kekeliruannya tersebut dan menyesal atas semua kekeliruannya dan minta maaf pada kami.

Kami baru sadar,bahwa kepercayaan yang diberikan kepada Amran yang sudah kami anggap sebagai anggota keluarga sendiri, ternyata sudah disalah gunakan Banyak yang menyarankan agar kami melaporkan hal ini ke Polisi, namun kami tidak melakukannya, karena masih berharap suatu waktu Amran akan menyadari kesalahannya.

Setahun kemudian, kami mendapatkan telpon dari Amran yang sudah pindah ke daerah lain ,yang minta maaf atas kesalahannya dan bermaksud datang kepada kami untuk minta maaf dan mohon untuk dapat diterima bekerja kembali, Tapi kami katakan, bahwa kami sudah memaafkannya,tapi ia tidak perlu lagi datang kepada kami.

Kesimpulan
Untuk dapat memaafkan seseorang yang berbuat salah tanpa disengaja memang tidak masaalah dan bisa membuat persahabatan jadi lebih dekat lagi Tapi bila sesuatu perbuatan yang sudah direncanakan terlebih dulu dan kemudian minta maaf, maka walapun kita sudah memaafkan, tapi untuk kembali diajak memasuki kehidupan dalam keluarga kita, perlu dipikirkan secara matang. 

Memaafkan adalah perbuatan yang sangat mulia, tapi jangan sampai mempertaruhkan keselamatan keluarga kita. Ada banyak cara lain untuk berbuat kebaikan, tanpa harus mengambil resiko.

Hal lain adalah kepercayaan yang over dosis ternyata dapat menjadi godaan,sehingga orang yang awalnya baik dan jujur, tergoda melakukan kecurangan, demi uang.

09 Juni 2020.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun