Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memilih Itu Tidak Selalu Mudah

11 Maret 2020   04:26 Diperbarui: 11 Maret 2020   04:46 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi; thetimes.co.uk

Maka semua masalah dianggap selesai. Apakah memang benar anaknya pergi kerumah teman untuk belajar atau ketempat lain,seakan bukan lagi urusan ibu. Karena dianggap,anaknya sudah cukup besar untuk menentukan mana yang baik dan mana yang salah. Tentu saja urusan mendidik anak adalah sepenuhnya hak dari orang tua masing masing dan kita sama sekali tidak berhak mencampurinya.

Jalan yang kami pilih

Tanpa bermaksud menyalahkan orang lain,saya hanya ingin berbagi jalan yang kami pilih dalam mendidik anak anak sejak mereka masih kecil, hingga dewasa Anak anak kami selalu mengajak teman temannya berlajar bersama dan bermain bersama di rumah kami ,karena saya lebih suka kalau anak anak kami tidak ke tempat lain karena kuatir nanti tidak ada yang mengawasi mereka jadi bisa salah .

Sebagai resikonya,rumah jadi berantakan ,belum lagi tolet yang jadi berlepotan.Dan kalau mereka diskusi agak lama,saya harus menyediakan snack  untuk anak anak Dan bila mereka selesai belajar bersama, berarti tugas saya untuk merapikan kembali ruangan yang sudah berantakan .Yang penting ,apa yang dilakukan anak anak saya dan teman temannya berada dalam pengawasan saya. sehingga dipastikan tidak melenceng kemana mana. Kalau mau yang enak, tentu saja lebih enak, bersantai ria, tanpa direpotkan bukan hanya urus anak sendiri,tapi juga mengurus teman temannya yang belajar bersama di rumah kami 

Memilih antara pendidikan anak atau rumah rapi 

Bila memilih rumah yang rapi dan ada waktu untuk bersantai semenatara anak anak ,keluar rumah untuk belajar bersama teman temannya, salah satu akibatnya adalah kemungkinan  terjadi  pergaulan bebas, tanpa pengawasan orang tua Yang bila dibiarkan berlarut larut,dapat menjerumuskan anak anak kita terjerumus kejalan yang salah.

Bila sudah terlanjur sampai disini,maka   anak anak sudah  tidak peduli lagi  nasihat orang tua Ibarat ranting sebuah pohon,masih bisa dibentuk ,tapi kalau sudah menjadi dahan,tidak dapat lagi diubah. 

Ruang bermain yang paling aman adalah rumah kita

Demikian juga kalau anak anak kami ingin bermain,kami sediakan tempat  bermain bersama teman temannya, main bulu tangkis bisa di samping rumah, main pingpong juga sudah tersedia  Jadi anak anak kami tidak ada yang pergi ketempat lain baik berdiskusi atau bermain semua sudak kami sediakan, Tidak ada tempat bermain yang lebih aman bagi anak anak kita,selain dari di rumah sendiri.

Kesimpulan 

Setiap pilihan selalu mengandung resiko. Kalau kita boleh  memilih,maka alangkah baiknya bila memilih rumah berantakan ,tapi anak anak kita aman dari segala kemungkinan yang salah jalan. Jangan kuatir rumah berantakan dan kita menjadi sibuk harus membenahi kembali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun