Jangan Buru Buru Curiga
Pada awal pernikahan,biasanya istri selalu mempersiapkan sarapan pagi untuk suami ,sebelum berangkat ke tempat pekerjaan. Selesai santap ,maka istri mengantarkan suami hingga di depan pintu pagar .Dan tentu dengan pesan:" Hati hati ya mas. Cepat pulang ya.saya tunggu" Nah,ucapan sederhana yang keluar dari hati,memiliki  daya magnet yang begitu kuat,sehingga begitu jam kerja selesai,maka suami langsung berangkat pulang,karena sudah terbayang istri tercinta sudah menantiÂ
Tapi semakin lama,apalagi setelah anak anak lahir,maka tradisi sederhana ,tapi sangat bermanfaat ini ,pelahan lahan mulai diabaikan .Mungkin dengan alasan sibuk urus anak .Tidak jarang,sarapan untuk suami juga tidak sempat dipersiapkan. Bahkan ketika suami pamit akan berangkat ke kantor, istri  hanya menjawab dari jauh dan sama sekali tidak tergerak hatinya untuk sekedar berdiri dan mengantarkan hingga di depan pintu keluar.Secara tanpa sadar.berubahnya sikap istri,secara tidak langsung juga terimbas pada sikap suami. Yang merasa tidak ada lagi daya magnet yang menarik,sehingga ia merasa perlu buru buru pulang kerumah
Mempertaruhkan Keutuhan Rumah Tangga
Ida (bukan nama sebenarnya ) ,adalah putri dari sahabat baik kami. yang sudah dua tahun menikah  Akhir akhir ini suami  Ida selalu pagi pagi sekali berangkat ke kantor yang letaknya agak jauh dari rumah dan pulangnya larut malam. Kebiasaan ini berlangsung setiap hari kerja yaitu Senin sampai Sabtu selalu saja suami Ida buru buru berangkat pagi jam 5 dari Rumah dan pulang jam 10 malam langsung mandi ,makan dan tidur. Ida setiap hari menunggui suami ingin bercakap cakap dengan suami ,tapi suami sudah masuk tidurÂ
Ida mulai curiga ,ada apa dengan suaminya? Kenapa tidak mau diajak bicara langsung tidur ? Pagi pagi bangun, mandi sarapan langsung ke kantor ,dengan alasan ,karena takut terlambat  Kalau berangkat agak siang  ntar kena macet  dan bisa bisa sampai kantor jam 10 pagi .Sedangkan  kantor dibuka jam 8 pagiÂ
Ida berpikir jangan jangan suami sudah ada "simpanan " wanita lain. Sehingga setiap hari kerumah simpanan dulu baru pulang ,sehingga setiap hari jam 10 malam  baru tiba dirumah .Lalu  mandi ,makan dan langsung tidur. Tidak habis habisnya Ida berpikir kalau kalau benar suami punya simpanan. Hal ini membuat hatinya menjadi galau dan akhirnya curhat kepada saya.
Minta Saran
Dan akirnya Ida menelepon saya ,meminta tolong saya untuk mengingatkan suaminya,karena kami sudah mengenal keluarga ini sejak lama. .Tentu saja  saya tidak mungkin mencampuri urusan keluarganya ,walaupun kami sudah mengenal sejak lama .Yang dapat saya lakukan adalah menyarankan Ida , agar jangan buru buru curiga kepada suami. Alangkah baiknya ,melakukan introspeksi diri
Menapa suami bisa berubah jadi demikian ? Apa tidak mungkin karena Ida terlalu banyak menutut ini dan itu terhadap suami ?  Kalau sejak dari pagi dan malam ,setiap kali bertemu,selalu ada saja yang dijadikan  masalah, maka tidak heran  suami memilih untuk berdiam diri,daripada setiap kali berbicara selalu diakhiri dengan pertengkaran .
Setelah terdiam berberapa saat, syukur Ida mengakui ,memang  dirinya sering menghujani suami dengan berbagai pertanyaan yang mungkin menyinggung perasaan suaminya.  Sehingga mungkin,karena bosan,maka suami  pagi pagi sekali sudah berangkat dari rumah tanpa bicara apa apa pada Ida  Dan  begitu juga malam pulang supaya tidak ditanyai yang bukan bukan maka suami cepat cepat mandi,makan dan langsung tidur untuk menghindari percecokan . yang terjadi bila dia berbicara dengan Ida ..
KesimpulanÂ