Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencari "Hari Baik" dan "Bulan Baik" untuk Menikah

15 Januari 2020   04:43 Diperbarui: 15 Januari 2020   05:07 3206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: bersama keluarga rayakan Golden Anniversary di Jayakarta Hotel Jakarta /dokumentasi pribadi

Kalau dulu, semua diatur oleh orangtua dari kedua belah pihak, kini semua diatur dan ditentukan oleh kedua calon mempelai dan orangtua hanya diminta merestui saja.

Kebiasaan ini masih berlaku di Indonesia, karena kalau di luar negeri orang menikah biasanya tidak memerlukan gedung pernikahan seperti di Indonesia. Kebanyakan menikah di taman yang dikenal dengan istilah "Garden Party".

Mereka hanya mengundang  beberapa orang saja karena di sini semua mahal dan yang penting diketahui bahwa dia sudah menikah pada hari tersebut dan yang beragama kristen menikah di gereja.

Kesimpulan
Zaman telah berubah, jadi cara dan gaya pernikahan pun berubah sesuai dengan kondisi dan situasi, Kini kedua mempelai yang akan menikah yang menentukan semuanya. Bila mereka sudah sepakat tentang hari dan tanggal pernikahan, maka mereka hanya minta restu dari orangtua kedua belah pihak. 

Umumnya orang tidak merasa perlu untuk berkunjung ke orang pintar untuk menentukan "tanggal baik" dan "bulan baik" untuk melangsungkan pernikahan. Melainkan lebih mengutamakan mencari hari Minggu atau hari libur sesuai dengan kesepakatan kedua calon mempelai.

Mengenai apakah benar ada hubungannya antara hari dan bulan baik dengan pernikahan, tentu saja terpulang kepada keyakinanan masing-masing.

Sesungguhnya, hal yang paling penting bukanlah tentang hari baik dan bulan baik, tapi kedua calon mempelai memahami bahwa resepsi pernikahan hanya berlangsung selama beberapa jam, tapi pernikahan adalah untuk seumur hidup.

15 Januari  2020.

Salam saya,
Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun