Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Semasa Melarat Akur, Sudah Kaya Malah Bermusuhan?

13 Desember 2019   04:12 Diperbarui: 13 Desember 2019   04:20 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

.

Kejadian Yang Terus Berulang

Semasa masih sekolah, saya pernah membaca kisah hidup yang diterjemahkan dari bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia. Isinya menceritakan tentang kehidupan dua orang pemuda yang merantau dari negeri Tiongkok ke Indonesia. 

Mereka tinggal bersama di gubuk dan menyambung hidup dengan mengumpulkan botol kosong, mencucinya dan kemudian menjual kembali ke pabrik. 

Malam hari, mereka pulang dan makan bersama sambil ketawa gembira, menghitung keuntungan dari hasil jualannya. Selama bertahun tahun hidup melarat, mereka sangat akur. Semua milik bersama.

Singkat cerita,setelah kerja keras selama bertahun tahun, nasib mereka berubah. Mereka sudah menikah dan membangun rumah dari tanah bekas gubuk mereka. Tapi sejak itu, para tetangga tidak lagi pernah melihat mereka bersama sama bahkan kelak saling bermusuhan yang dalam kisah disebutkan penyebabnya adalah karena persaingan dagang. 

Awalnya, saya mengira kisah ini hanya fiktif sebagai pesan moral bagi para pembaca agar jangan sampai uang menyebabkan persahabatan menjadi rusak.

Ternyata Terjadi Pada Tetangga Kami

Walaupun kisahnya tidak persis sama, tapi apa yang dikisahkan dalam buku terjemahan dari kisah yang berasal dari negeri Tiongkok tersebut ternyata sungguh terjadi pada tetangga kami di Padang.

Anton  dan Andi  (bukan nama sebenarnya) dua orang bersaudara kakak dan adik yang  tinggal bersama kedua orang tua mereka. Keduanya sangat akur hingga kedua orang tua mereka meninggal, mereka masih tinggal di rumah warisan yang ditinggal orang tua, yakni sebuah rumah sederhana. Hingga mereka menikah, Anton beserta isteri serta anak anaknya tingal dikamar bagian depan sedangkan Andi dan isteri serta anak anak mereka dikamar bagian belakang rumah Kerukunan mereka dalam berkeluarga menjadi contoh teladan bagi para tetangga.

Anton mencari nafkah dengan membuat tahu dan Andi  membuat Taoge, Setiap pagi keduanya membawa hasil jeri payahnya kepasar dan dijual disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun