Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suka Duka Melepas Anak Studi ke Luar Negeri

17 September 2019   05:44 Diperbarui: 17 September 2019   11:17 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : rlhsnews.com

Di samping kuliah, ia bekerja paruh waktu hingga setelah satu tahun di sana sudah bisa membeli kendaraan bekas dari hasil kerja kerasnya sendiri.

Mendapat Predikat Magna Cumlaude
Kami bersyukur, ternyata hasil belajar dengan sungguh-sungguh, Irmansyah lulus. Kami sekeluarga, yakni saya, suami, dan kedua anak kami, serta adik kami Maria berangkat ke Amerika untuk menghadiri wisuda putra kami. Acara diselenggarakan di lapangan terbuka. 

Ketika profesor membacakan nama putra kami yang lulus sebagai Master of Computer Science dengan predicate Magna Cumlaude. kami sangat bersyukur dan tentunya sangat bangga. 

Bahwa putra kami, anak Indonesia, mampu meraih nilai tertinggi mengalahkan mahasiswa asal Amerika. Pada waktu itu, Irmansyah merupakan orang pertama dari Indonesia yang lulus Master of Computer Science, dengan predicate Magna Cumlaude.

Irmansyah diwisuda pada tanggal 13 Juni 1987. Keesokan harinya 14 Juni, usianya genap 21 tahun. Teman-temannya datang mengucapkan selamat serta membawa minuan beralkohol, dengan ucapan "selamat dan hari ini sudah boleh minum minuman ini".

Di Amerika semua student di bawah umur 21 tahun tidak diperkenankan minum minuman beralkohol.

Pengalaman Anak Kedua
Ketika putra kami yang kedua lulus SMA, ia juga minta izin melanjutkan studi ke Amerika. Tentu saja selaku orangtua kami harus adil. Maka kami izinkan untuk berangkat ke kota yang berbeda, yakni Sacramento.

Tapi pada tahun kedua, usaha kami mengalami kemunduran sehingga kami terpaksa tidak bisa mencukupi kebutuhannya, sehingga dia harus mencari tambahan sendiri di sana.

Pada masa itu kami sedang dalam masalah keuangan. Maka anak kami ini tidak pulang liburan setiap tahun seperti kakaknya. Irwan baru pulang ketika sudah selesai 4 tahun kemudian.

Ketika dia kembali, kami sedikit heran karena sikapnya sangat berbeda sekali dari biasanya. Selama empat tahun di negeri orang, secara tidak sadar terpengaruh oleh cara berpikir orang Amerika. 

Butuh waktu bagi dirinya dan juga bagi kami sebagai orangtua untuk bisa sama-sama beradaptasi dengan gayanya yang berubah. Syukurlah akhirnya kehidupannya sudah kembali seperti biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun