Dulu, kita sering mendengar pembicaraan mengenai Bandara Internasional diberbagai negara yang mentreng dan indah Dibandingkan dengan bandara udara dinegara kita ,maka terasa benar bedanya, bahwa bandara internasional di negeri kita jauh ketinggalan.Akan tetapi hal tersebut adalah cerita tentang Indonesia tempo dulu.
Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan  ini, pembangunan infrastruktur seperti meroket. Setelah direnovasi dan dibangun yang baru dimana mana di Indonesia seperti bandara di Kuala Namu-Deli Serdang yang megah Bandara Internasional Sam Ratulangi di Manado yang tak kalah megah dibandingkan  dengan bandara internasional lainnya di dunia.  Sekarang kita boleh berbangga ,kalau bercerita tentang  berbagai bandara internasional di negeri kita,karena  tidak kalah dibandingkan bandara  internasional di negeri lain.
Seperti di Bali Denpasar bandara  yang empat tahun yang lalu masih tampak amburadul ,sekarang berdiri dengan megahnya .Begitu turun dari anak tangga pesawat, kita akan terpana memandang Bandara  I Gusti Ngurah Rai yang tampil gagah dan megah.Ruang kedatangan yang sangat luas dan apik serta dekorasi yang sangat menarik. Ada taman bunga mini yang dilengkapi dengan dekorasi khas Bali,yang menghadirkan rasa kagum bagi siapa saja yang menyaksikannya. Untuk urusan imigrasi, ada pemisahan jalur antara pemegang paspor Indonesia dan foreign Passport,sehingga tidak terjadi penumpukan antrian.
Kami tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai ,pada  tgl 8 Januari 2019 Berangkat dari Perth menuju Jakarta dan singgah di Bali,karena putra  kami menyediakan kamar hotel untuk kami menginap beberapa malam di Bali. Ketika kami mendarat di I Gusti Ngurah Rai jam menunjukkan 11.45 pm ,sudah mendekati tengah malam. Usai menyelesaikan prosedur  kedatangan tamu dari luar negeri di imigrasi dan mengambil barang bawaan kami ,jam sudah menunjukkan pukul 00.40 am tanggal 9 januari 2019.
Kami berjalan menuju ke pintu keluar.Ternyata dari kejauhan,tampak seseorang yang  memegang kertas yang bertuliskan :"Roselina"  Ternyata kami dijemput oleh sopir hotel Ramada Encore. Menurut pak Nyoman yang  menjemput kami,ia diminta oleh G.M dari Ramada Hotel yakni Pak Ray yang merupakan sahabat dari putra kami. Tentu saja hal ini membuat kami lega,karena tidak perlu sibuk mencari taksi untuk menuju ke hotel ,yang berlokasi di Seminyak.
Kami menginap 2 malam di Bali .Memanfaatkan waktu yang ada dengan mencarter kendaraan .Kami berkeliling kota dan menyaksikan betapa Bali sudah berubah total. Sempat menikmati makanan khas Bali. Ternyata 4 tahun kami tidak berkunjung kesini,semua sudah berubah menjadi menakjubkan.
Sebelum meninggalkan Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk menuju ke Jakarta,kami memanfaatkan kesempatan untuk berfoto sana sini.
16 Januari 2019.
Salam saya,
Roselina