Â
Kalau dikantor, setiap Karyawan, sudah mendapatkan tugas masing masing karena sudah dilakukan pembagian tugas. Misalnya, seorang Kasir  tugasnya adalah membayarkan, apa yang sudah ditanda tangani oleh Bos. Bila sudah siap mengerjakan pekerjaannya, Ia tidak harus  peduli pada karyawan lain yang sibuk dengan tugasnya,karena itu bukanlah tugasnya sebagai kasir, Demikian juga seorang  sekertaris ,hanya fokus pada kerjanya dan tidak  mencampuri  urusan Karyawan  lain, walaupun sama sama sekantor dengannya .Mereka masing masing punya tugas sendiri sendiri.
Keluarga Bukan Kantor
Berbeda dengan kehidupan rumah tangga,walaupun secara tidak tertulis ada pembagian kerja,misalnya tugas istri mengurusi anak anak dan juga urusan dapur. Sedangkan seorang suami tugasnya adalah bekerja  untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi keluarga.Â
Akan tetapi, pembagian tugas ini, tidak dapat diterapkan seperti urusan dikantor, Karena  bila sewaktu waktu dibutuhkan,suami dan istri ,tanpa diminta seharusnya saling mengisi dan melengkapi, maka  tugas suami bukan hanya mencari uang untuk keperluan hidup rumah tangga tersebut.Â
Untuk mejaga supaya rumah tetap rapi, maka bila sang isteri yang tugasnya mengatur segala sesuatu dalam rumah tangga kebetulan sakit dan tidak bisa melakukan tugasnya, maka  suami harus bisa melakukan tugas sang isteri supaya keluarga tetap harmonis.Begitu juga sebaliknya
Berbagi Kisah Hidup
Minggu lalu, Kasmi putri  seorang teman saya curhat Suaminya  yang selama ini mengelolah sebuah toko milik mereka terkena serangan  stroke sehingga karena gangguan kesehatan tersebut, tidak bisa lagi ke toko Walaupun  selama ini, ada  dua orang Karyawan yang membantunya di toko, tapi suaminya meminta agar Kasmi, mau membantu mengawasi, terutama mengenai urusan keuangan. Namun Kasmi  merasa keberatan, karena menganggap tugasnya sebagai seorang istri telah dilakukannya... Sudah mengurus rumah tangga dan mengurus anak anak, semua tugas isteri sudah dia jalani kenapa urusan toko  harus dia juga ikut campur?
Karena Kasmi curhat pada saya dan menganggap saya sebagai pengganti ibunya ,yang sudah almarhum,maka saya mencoba menjelaskan kepada Kasmi,bahwa bahwa  memang benar ,tugas utama dari seorang  isteri dan sekaligus sebagai ibu adalah  mengurus rumah tangga .Tetapi rumah tangga tidak  dapat disamakan dengan kantor, Karena bilamana dibutuhkan,maka seorang istri  juga bertugas membantu suami dimana perlu Apalagi kalau suami betul betul tidak bisa bekerja lagi otomatis sang isteri  yang  mengambil alih tugas tugas sang suami.
Saya ceritakan kepada Kasmi,bahwa dulu ,sewaktu dagangan suami mengalami kerugian yang besar,karena ditipu mitra bisnisna, dimana suami kecewa dan patah semangat ,saya megambil alih semua tugas suami.Bahkan dengan ikhlas menjadi sopir antar jemput anak anak sekolah,untuk membiayai rumah tangga kami, Hal ini berlangsung selama lebih dari satu tahun,hingga kemudian  suami bisa bangkit dan berusaha lagi.Tugas saya sebagai sahabat orang tuanya sudah saya lakukan,tentu selebihnya terserah pada keputusan Kasmi.
Dalam Rumah Seharusnya Tidak Ada Istilah :" Urusan kamu,bukan urusan saya"