Kemajuan Tehnologi Sudah Menyurutkan Niat Generasi Muda untuk Belajar Ketrampilan
Zaman telah  berubah dan generasi muda khususnya kaum wanita juga sudah ikut berubah. Orang tidak lagi merasa bahwa ketrampilan wanita itu perlu. karena semua bisa dibeli dalam sekejap. Kalau dulu semua anak wanita semenjak SD sudah diajari cara menjahit dan SMP diajari cara memasak .Walaupun yang dimasak hanya  masakkan sederhana saja,tapi setidaknya mereka sudah  bisa memasak.
Selain itu, sepulang sekolah atau waktu liburan,anak anak wanita diajarkan bagaimana memanfaatkan barang barang yang terbuang,menjadi kreasi yang indah dan bernilai seni. Seperti misalnya, memanfaatkan kertas kertas dari brosur ataupun dari lembaran majalah yang sudah sobek.Â
Disulap menjadi itik,burung dan angsa dan lainnya  ,serta dipajang di lemari. Di zaman kini,banyak remaja putri Indonesia, yang bengong bila ditanya tentang masak memasak, apalagi mengenai ketrampilan wanita.
Sewaktu masih  kecil  saya sekolah di SD  Santa Agnes yaitu sekolah buat anak anak wanita saja,Disana tiap minggu kami diajari cara menjahit dengan jarum yang namanya jarum renda.kami diajari membuat taplak meja,kaos kaki  bayi dan pakaian bayi dan sebagainya.
Tujuannya adalah sejak sedini mungkin,anak anak wanita dipersiapkan ,baik secara mental ,maupun secara phisik,bahwa suatu waktu akan menjadi seorang ibu dari anak anak mereka yang kelak akan lahir
Disamping itu, dalam keadaan mendesak bisa dijadikan penambah penghasilan dengan menjual hasil karya  tersebut. Saya juga membuat keranjang untuk tempat barang belanja dipasar dari benang teyin, yaitu benang plastik warna warni dan dirajut menjadi tas,keranjang dan sebagainya. Hasil karya ini dijual dipasar dan sangat banyak peminatnya, pada waktu itu.
Hal ini terus dilanjutkan ketika masuk ke SMP Maria dimana kami setiap minggu ada waktu khusus untuk mempelajari dan sekalgus mempraktikan berbagai ketrampilan wanita. Sepulang dari sekolah, di rumah,setiap ada kesempatan. kami di didik dalam berbagai ketrampilan, mulai dari jahit menjahit,serta memasak.. Pada masa tersebut,adalah sebuah kejanggalan, bila seorang wanita tidak bisa memasak dan menjahit.
Tapi seperti kata pribahasa: "Lain Bengkulu,lain Semarang. Lain dulu, lain pula sekarang." Di era milineal ini, sejak dari kanak kanak, hingga dewasa bahkan hingga sudah berkeluarga, para wanita pada umumnya lebih piawai memainkan gadget ketimbang menjahit atau memasak. Bahkan tidak jarang jangankan memasak malahan cara mengoperasikan rice cooker saja banyak yang tidak memahaminya. Hal ini sama sekali tidak terasa menjadi kendala, karena semua  bisa dibeli dalam sekejab.