Koruptor ditangkap dalam operasi OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, seperti sudah menjadi lagu wajib setiap hari. Banyak sekali kita baca pejabat ini dan itu dijatuhi hukuman penjara, baik itu pejabat yang masih aktif maupun yang sudah pensiun. Kenapa demikian? Kalau kita tilik ternyata hal tersebut terjadi sebagian dari pejabat memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya dirinya dengan berbagai cara dan gaya. Yang tentu saja bukan untuk dinikmatinya sendiri,melainkan juga hasil korupsinya dinikmati oleh keluarganya.
Setelah pemerintah membentuk tim Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK, banyak pejabat yang diusut dan diajukan ke Pengadilan. Mereka diadili dan dijatuhi hukuman sesuai dengan besarnya korupsi yang dilakukan. Tidak ada pengecualian, baik itu pejabat setingkat walikota, bupati, maupun pejabat tinggi semua diperiksa. Bila terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi, maka mereka akan menjadi penghuni penjara selama beberapa tahun.
Bagaimana peran istri?
Sebenarnya seorang isteri paling berperan untuk mencegah suami melakukan korupsi. Karena orang yang palIng dekat dan tahu paling banyak tentang harta kekayaan seorang pejabat adalah istrinya Yang seharusnya menjadi alarm bagi sang suami, untuk menyadarkannya dari kesalahan. Karena bila terus diingatkan sang isteri pasti suami berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan korupsi. Akan tetapi bila sang istri ikut dengan senang hati menerima hadiah hadiah mewah dari suami, tanpa memperdulikan darimana diperolehnya, maka hal inilah yang secara tanpa sadar mendorong suami untuk semakin tenggelam dalam korupsi. Bahkan mungkin saja ada istri yang menikmati liburan gratis keluar negeri dan shopping barang-barang mewah, tanpa peduli darimana suaminya mendapatkan semuanya.
Sebagai contoh, teman kami yang menjadi Bupati dua periode di Jambi tidak pernah korupsi. Ini disebabkan sang isteri selalu memperingatkan suami harus jujur dan jangan macam-macam. Hal ini saya dengar langsung dari istrinya, bahwa setiap ada yang mau kasih amplop ditolak isteri dengan tegas. Pernah sewaktu menikahkan anaknya ada hadiah dari salah seorang Pengusaha, diberi mobil mewah. Tapi langsung dikembalikan sang isteri kepada yang memberi. Suaminya yang Bupati menanya isteri "Apa tidak menyesal bu?" Jawaban isteri "Kita sudah hidup layak dengan gaji bapak, buat apa cara rejeki tidak halal nanti menyesal dikemudian apalah gunanya.'"
Kehidupan mantan Bupati 2 periode
Suatu waktu kami dijemput di Jambi oleh sang Mantan Bupati hanya dengan menggunakan mobil kijang bekas, yang diperkirakan harganya tidak sampai 50 juta rupiah. Dan tidak ada sopir pribadi, melainkan dikendarai sendiri. Kebanyakan Bupati pensiun dengan mobil mewah serta rumah sekian dengan tanah beberapa hektar, serta ada juga yang mempunyai pompa bensin dibeberapa SPU.
Tapi dalam percakapan kami selama di kendaraan, istrinya sama sekali tidak menyesal harus hidup sederhana, karena bisa tidur dan makan enak, tanpa kuatir ditangkap KPK atau siapapun. Mereka hidup sederhana, namun dapat menjalani hidup damai dan tentram, serta tidur nyenyak tanpa ketakutan, karena memang tidak pernah melakukan tindak kejahatan korupsi.
Coba kalau seandainya isterinya bersikap masa bodoh, pokoknya ada uang, mau jalan-jalan keluar negeri, beli mobil mewah dan sebagainya tidak peduli dari mana uang tersebut, maka mungkin saja saat ini suaminya sudah dipenjara.
Istri bersikap masa bodoh
Ada seorang teman saya lainnya, yang juga istri seorang Pejabat tinggi, Ia bercerita kalau dia diberi uang dari suami dia akan tanya apakah uang ini halal. "Kalau dijawab "halal" ya sudah hal lain itu urusan suami. Yang penting, saya sudah menanyakan "katanya dengan tertawa, seakan tanpa merasa bersalah. Yang penting ia tidak merasa berdosa, karena sudah menanyakan, selanjutnya biar urusan suami dari mana uang tersebut, biar suami yang bertanggung jawab. Jadi sang isteri tidak mencegah sang suami korupsi. Sikap istri seperti ini, mungkin bukan hanya sikap dari teman saya, tetapi bisa jadi banyak istri para koruptor yang juga bersikap masa bodoh. Sesungguhnya tahu, bahwa uang begitu banyak yang diterima didapat dengan cara tidak benar oleh suaminya, tapi karena ia sendiri kemaruk dengan uang, maka hanya berbasa-basi menanyakan "halal" atau tidaknya.
Seandainya setiap istri pejabat memiliki sikap mental, sebagai teman saya istri Bupati di Jambi tersebut, maka hal ini akan mampu mengurangi tindakan kejahatan korupsi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada seminar khusus bagi para istri pejabat, untuk membahas "Peran Istri Mencegah Suami Korupsi"
Mencegah, jauh lebih baik daripada mengobati. Kalau setiap istri menjalankan perannya sebagai alarm bagi suaminya, maka hal ini sangat berpotensial menjadikan negara kita bebas korupsi.
---