Hemat Semasa Muda, Untuk Bekal Di hari Tua
Ketika kehidupan kami sudah mapan ,sebenarnya saya bisa saja membeli apa-apa dengan uang yang ada ,tapi saya selalu berpikir,perjalanan hidup masih panjang.Disamping mempersiapkan tabungan untuk anak anak, kami juga perlu menabung sebagai bekal dihari tua.
Sekarang .kami memiliki cukup banyak uang, tapi bila diboroskan ,maka dalam waktu singkat, berapapun banyaknya uang, pasti akan habis. Sebuah bukit, yang dikeruk pasirnya setiap hari,suatu waktu akan roboh, apalagi uang yang ada ditangan...
Kalau uang sudah habis, belum tentu akan diperoleh gantinya lagi. Maka dari itu saya selalu hemat dalam berbelanja baik itu untuk pakaian,tas sepatu dan sebagainya Saya membiasakan diri untukmembeli yang kualitasnya biasa-biasa saja .Tidak memilih yang merk terkenal;dengan harga selangit/Kalau saya punya pakaian tas dan sepatu yang bermerek, itu adalah hadiah dari anak ,menantu atau adik yang ada di Italia.
Bayangkan,hanya untuk satu jenis barang saja, misalnya sebuah tas, saya memilih yang harganya sekitar 500 ribuan,daripada beli yang Rp.5 juta. Jadi untuk satu jenis barang saja sudah selisih Rp.4.500.000.==
Hadiah yang saya Pakai
Kalau diberi hadiah pastilah saya memakainya ,sebagai rasa terima kasih dan sekaligus menghargai yang memberikannya kepada saya,apakah putra putri kami atau mantu dan cucu.Sehingga mereka yang memberi senang dan tak kapok untuk memberikan lagi.
Walaupun pakaian yang saya beli tidak bermerek terkenal ,saya memakainya dengan senang hati dan tidak kalah bagusnya dari yang bermerek, karena teman-teman saya memuji pakaian saya.
Begitu juga dengan sepatu ,yang tidak pernah saya beli yang mahal,kecuali yang dihadiahkan adik dan teman teman di Italia.
Saya lebih senang ,menabung dan mengunakan sebagian dari tabungan ,untuk keliling dunia .Karena memang itulah impian saya sejak muda Karena itu bila ada kesempatan kami mengunjungi negara-negara yang belum kami datangi untuk melengkapi kunjungan ke 5 benua di dunia. Itupun ,kami atur pengeluarannya sehingga dapat berwisata sehemat mungkin. Misalnya ,di Italia kami tinggal dirumah adik kami selama sebulan ,bahkan seluruh biaya ditanggung oleh adik kami,yang tidak mengijinkan kami mengeluarkan dompet selama disana. Begitu juga selama kami di Australia, semua ditanggung anak mantu dan cucu cucu kami.
Kami bersyukur, sudah mengunjungi 5 kontinen dan 7 keajaiban dunia.,yang mungkin bagi orang lain,adalah hal yang biasa biasa saja, tapi bagi saya.sungguh merupakan kenangan indah, karena impian demi impian kami sudah terwujud.