Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tarian buat Ibunda

30 Mei 2024   11:31 Diperbarui: 30 Mei 2024   11:37 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu sisi air terjun Jumog Karanganyar, Jawa Tengah (dokpri)

Di sini kudengar suaramu lagi, Tuan.   Tentang kata-kata manis, pelukan hangat,  suara mewartakan benangsari yang berhamburan,  nyanyian putik dan goyangan mahkota bunga. Menyapa air yang menjadi kristal berlian

Di sini Tuan, hanya kulihat tarian-tarian persembahan. Reranting dan dedaunan, dalam irama angin dan udara. Suara dan gema menyapa mewartakan keluguan dan kepolosan.  Pucuk-pucuk pohon mengabarkan ketinggian langit dan kerendahan bumi.

Di sini Tuan, jejak-jejak ayah masih tersisa.  Cangkul-cangkul berirama tanpa bising dan kecongkakan.  Sabit-sabit yang memangkas dalam tegur sapa terjaga. Kaki-kaki yang menapak, menyetuh bumi tanpa alas kaki.

Di sini Ibu, aku mengambil berbutir-butir air.  Merangkum percik-percik embunnya. Kupersembahkan kepadamu Ibu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun