Assalamualikum saudara Tua
Selamat pagi kakek buyutku!Â
Pepohonan yang kau tanam di belakang rumah masih berdiri. Menyaring hujan, mengatur cuaca juga panas dan cahaya matahari. Akar-akarnya menggandeng air untuk sumur-sumur kami
Selamat siang ayah bundaku!Â
Kehijauan kebun  dan huma yang kau sisakan masih menghampar. Merawat mata, telinga, kulit dan raga kami dari penyakit yang menampar.  Tetanaman yang kau wariskan menjaga nafas dan jantung kami dalam irama yang tertata
Selamat sore teman-temanku!Â
Kini kau bangun rumah-rumah bukan dari tanah, kayu dan bambu-bambu. Â Kau tancapkan dinding beton dan besi-besi untuk melindungi harta dan perhiasan. Bukankah harta yang utama adalah tanah, air, udara juga pepohonan dan tetanaman?
Selamat malam anak-anakku!Â
Mengapa kini kau sibuk membangun taman dan teman pada kotak pipih bercahaya? Mengapa kau hanya diam saja ketika rumput dicerabut, tanah ditutupi dengan beton dan semen? Mengapa tetumbuhan dan pohonan kita anggap sebagai benda tanpa nyawa?
Bukankan saudara tua itu dicipta untuk kita. Â Menjaga nafas pikiran kita, menjaga mata, hidung dan telinga dunia?