Cuti bersama selalu menjadi ajang bagi banyak orang khususnya kaum muda untuk bepergian demi healing.Â
Healing menjadi istilah kekinian untuk menunjukkan perlunya rileks demi kesehatan mental dari segala stres yang menyergap.
Setiap kali ada tanggal merah, kaum healing dengan sigap berburu tempat liburan, baik di dalam maupun luar negeri.Â
Yang penting healing membuat mereka happy, soal besarnya pengeluaran, itu urusan nanti.
Tidak ada yang salah dengan healing untuk sekedar melepas penat. Namun jika itu sering dilakukan, tentu akan berdampak buruk pada keuangan apalagi jika tempat healing nya tidak sesuai kantong.
Biaya untuk sekali liburan tidaklah murah, apalagi jika targetnya berada di luar kota atau luar negeri.Â
Hal mendasar yang perlu diperhitungkan ketika berlibur adalah biaya transportasi, akomodasi, tiket masuk tempat wisata, dan biaya makan minum. Dan itu membutuhkan biaya yang besar.
Terlebih akibat inflasi, hampir semua harga melonjak signifikan sehingga liburan tidaklah selalu mendatangkan healing tetapi mendatangkan  masalah baru yang bikin pusing.  Uang yang terkuras habis akibat liburan bisa berujung pada desakan untuk berhutang demi memenuhi kebutuhan hidup.
Sebagai karyawan, hal yang pasti adalah mendapat gaji rutin setiap bulannya. Â Namun jika gaji tersebut tidak dikelola dengan baik dan pengeluaran tidak dikontrol dengan bijak, maka berapapun besarnya penghasilan, pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan keuangan di masa depan.Â
Masih banyak kewajiban-kewajiban yang harus dibayarkan ke depannya selain ber healing ria, terlebih bila Anda telah berkeluargaÂ