Mata orang-orang bule itu seperti tertuju kepada kami, mungkin aneh bagi mereka melihat segerombolan orang asing menggunakan masker. Budaya memakai masker bukan budaya mereka.Â
 Kami balik merasa heran melihat orang-orang bule ini nampak santai, tidak menggunakan masker di saat pandemi corona mulai merebak di negara mereka. Saling mencurigai sudah mulai muncul diantara si bule dan si Asia saat itu, siapa sebenarnya yang membawa virus.
Akhirnya penantian panjang selesai juga. Jam 5 subuh, kami sudah diperbolehkan menaiki pesawat  jurusan Munich, Jerman. Saya tetap berdoa dalam hati supaya semua aman, pramugari tidak membawa virus,penumpang tidak membawa virus corona.Â
Apalagi kali ini pesawat penuh sesak oleh penumpang bule asal Jerman sehingga pengamanan diri harus ditingkatkan. Saya dan ibu sesering mungkin menyemprotkan hand sanitizer di tangan
Perjalanan panjang kembali kami jalani. Perjalanan dari Abu Dhabi menuju Munich, Jerman ternyata memakan waktu cukup lama yaitu 6 jam. Melelahkan pastinya. Kami menggunakan setiap waktu yang ada untuk tidur supaya stamina terjaga.
Hati saya berdegup senang ketika mulai terlihat puncak gunung es dari kaca pesawat yang menandakan pesawat kami hampir tiba di Jerman. Sungguh tidak sabaran ingin sampai di darat dan menghirup udara segar di negara empat musim ini.
Akhirnya pesawat mendarat dengan selamat di Bandara internasional Munich , Jerman. Â Kami semua merasa lega karena berhasil tiba di Jerman dengan selamat. Para peserta sibuk mengabari anggota keluarga di Jakarta untuk memastikan keadaaan mereka baik-baik saja.
Saya bergegas membawa koper dan barang bawaan lain menuju bus yang sudah menunggu di luar. Saya sudah tidak sabar lagi ingin menghirup udara segar di luar.
Brrr..! Angin dingin berhembus kencang menerpa wajah saya ketika pintu keluar dibuka. Dingin sekali.. Udara di Jerman saat itu  masih terbilang dingin, suhu berkisar 10 derajat celcius.Â
Bahagianya bisa melihat langit biru yang jernih, pohon-pohon dengan daun kecil berderetan yang menjadi ciri khas selesainya musim dingin. Rasa takut, cemas, khawatir yang saya bawa dari Indonesia lenyap seketika.
Nampak bus pariwisata berkapasitas 60 orang dengan seorang supir bule ganteng sudah menunggu kami. Â Bus ini sangat nyaman dan bersih dilengkapi dengan hand sanitizer.