Oleh karena perjalanan tidak bisa dibatalkan, saya dan ibu mengambil tindakan preventif dengan suntik vaksin influensa. Â Kami melakukan vaksin di rumah sakit terdekat dengan biaya suntik sekitar Rp 300.000 per orang. Harapannya tentu saja bisa mencegah penularan Covid 19
Selain melakukan vaksin, saya juga mempersiapkan vitamin, masker, tisu ber-alkohol dan minum-minuman herbal untuk menjaga stamina selama di Eropa.
Hari keberangkatanpun semakin dekat. Para peserta bukannya semakin senang tetapi semakin panik, Â memaksa pihak travel untuk membatalkan, menjadwal ulang perjalanan sampai memaksa untuk mengalihkan penerbangan ke negara lain, bukan ke Italia yang sedang panas-panasnya merebak Covid 19.
Saya tahu pihak travel tertekan dengan keadaan ini. Mereka kesulitan untuk menarik kembali  uang para peserta dikarenakan hotel berada di negara yang berbeda-beda dan tidak semuanya memberlakukan lock down seperti Italia pada saat itu.
Hati saya makin gelisah ketika mendengar sudah ada peserta yang mengundurkan diri saking paniknya. Saya benar-benar merasa terjebak dalam liburan yang menegangkan ini.
Dua hari sebelum keberangkatan, akhirnya keluarlah pengumuman bahwa negara Italia secara resmi ditutup untuk penerbangan dalam dan luar negri.
Puji Tuhan. Setidaknya berita ini sudah mengurangi satu puncak stres saya untuk menghindari negara pandemi.
Akhirnya, in the last minute, di menit-menit terakhir, rute pesawat diubah. Yang tadinya direncanakan mendarat di Milan, Italia berputar ke Munich International Airport,Jerman.
Rencana kunjungan ke Italia, khususnya ke  Venesia gagal total karena Covid 19 yang sudah menjalar hebat ke kota ini.
Ada beberapa peserta pecinta negara Italia yang sangat sedih mendengar kabar tersebut. Mereka masih tetap berharap bisa mengunjungi Milan meski kota ini sudah masuk zona merah.
Saya justru senang dengan dibatalkannya perjalanan ke Italia. Dalam keadaan terjebak seperti ini, saya sudah tidak memikirkan naik perahu dan berfoto cantik lagi di Venesia. Saya hanya memikirkan keselamatan. Buat saya perjalanan ini bukannya menyenangkan malah jadi beban.