Ini adalah kisah perjalanan saya dan keluarga saat berwisata ke Desa Wisata Bagot Samosir pada Mei 2022 lalu.
Desa Wisata Bagot ini terletak di Desa Parlondut, Pangururan, Samosir, Sumatera Utara. Di daerah ini terdapat banyak pohon nira yang menghasilkan tuak yang juga disebut Bagot.
Bagot atau tuak ini adalah salah satu minuman khas Batak yang mengandung alkohol.
Biasanya tuak dijual di warung khusus yang disebut Lapo Tuak. Lapo tuak identik dengan tempat nongkrong dan minum sambil nyanyi-nyanyi khusus pria atau bapak-bapak. Seringkali bapak-bapak ini pulang dalam kondisi mabuk sehabis dari Lapo tuak.
Tampaknya pengelola desa wisata ini sengaja menamainya Desa Wisata Bagot untuk mengubah stigma negatif terhadap tuak tersebut.
Saat kami menyebutkan nama Desa Wisata Bagot kepada supir mobil rental yang kami sewa di Samosir, sang supir sempat bingung. Tampaknya nama itu bukan nama yang familiar baginya.
Namun dia tetap mengikuti arahan kami yang menggunakan google map menuju tempat itu. Tempat itu sekitar 600 meter dari jalan utama menuju perbukitan. Setibanya di depan gerbang Desa Wisata Bagot, sang supir berseru, "Oh ini sih namanya Kampung Tuak!" Ternyata warga setempat mengenalnya demikian.
Suasana yang sejuk dan pemandangan hijau yang indah menjadi kesan pertama saat kami tiba di tempat ini. Beberapa rumah khas Batak berjejer di daerah itu membuat makin khas wisata Samosir yang unik.
Di halaman rumah Batak itu beberapa anak-anak sedang bermain dan beberapa ibu-ibu berpenampilan sederhana khas warga setempat juga sedang duduk menikmati suasana sore.
Seorang dari ibu itu menyambut kami dengan senyum ramah. Menanyakan kami mau pesan apa.
Kami bertanya cara membeli Bagot. Apakah bisa beli pergelas saja karena kami hanya ingin nyobain aja. Ternyata belinya harus perteko. Jadi kami harus beli 1 teko yang harganya 30 ribu.