Mohon tunggu...
Hidayatun Nafiah
Hidayatun Nafiah Mohon Tunggu... Penjahit - Mahasiswi

Reading is Hot, Writing is Cool.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Hapus Akun Medsosmu Sekarang Juga! [Part 3-end]

13 Februari 2021   13:16 Diperbarui: 13 Februari 2021   14:59 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah selanjutnya adalah radikalisme dan terorisme. Kita semua tahu bahwa ISIS telah menginspirasi para pengikutnya di internet. Mereka membujuk orang-orang untuk mengikuti ajarannya menggunakan media sosial. Penelitian oleh UNESCO merespon pada kepercayaan bahwa internet dalam skala besar adalah vektor yang aktif untuk perilaku kejahatan dan radikalisasi yang memfasilitasi penyebaran paham ekstrimis (Alava et al. 2017, p. 10).

Selanjutnya, masalah yang paling jelas terjadi adalah berkurangnya interaksi dan hubungan langsung antar manusia di dalam kehidupan nyata. Robert DeAngelo, seorang Jurnalis dan Editor di Florida mengatakan bahwa sepertinya lebih banyak anak muda yang hidup dalam dunia maya daripada di dunia nyata (Harrison, 2017, p. 138). Statemen ini memang benar adanya. Jika kita bandingkan era ini dengan era 90-an atau awal tahun 2000-an kita akan mendapati suatu kebiasaan hidup yang sangat kontras di dalam masyarakat. orang-orang yang hidup di  zaman sebelum media sosial menyerang, lebih menghargai pertemuan dan interaksi langsung dengan kerabat, kekasih, maupun keluarga.

Orang di zaman itu terbiasa untuk berkomunikasi secara langsung (face to face) yang memberi mereka koneksi yang intens satu sama lain. Penelitian juga menunjukkan bahwa dunia sekarang tidak lagi terkoneksi, melainkan menderita rasa terisolasi yang tinggi  (Lanier, 2018, p. 60). Sudah tidak diragukan lagi jika media sosial seakan telah menghubungkan orang-orang dari seluruh dunia. Tapi, yang sesungguhnya terjadi ia telah memutus interaksi dan hubungan nyata diantara manusia. Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah media sosial membuat kita lebih sosial atau justru less social?

Dengan melihat fakta-fakta tersebut, apakah kita hanya diam dan tidak melakukan apa-apa untuk melawannya? Oleh karena itu, menghapus akun media sosial adalah cara yang paling mudah yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri, orang-orang di sekitar kita, masyarakat, dan yang paling penting adalah generasi kita dari kerusakan yang tidak terlihat dan tidak disadari ini. Lalu, apa lagi yang kau tunggu? Hapus akun medsosmu sekarang juga!

Lalu, bagaimana jika di masa pandemi ini media sosial menjadi platform yang sangat urgent untuk mendukung menunjang pendidikan dan ekonomi?

Solusinya adalah menggunakan media sosial dengan bijaksana. Jika memang membutuhkannya untuk kepentingan pendidikan, maka gunakan hanya untuk pendidikan saja.

Beberapa tips berikut ini mungkin berguna :

  • Beri batas waktu pada aplikasi yang digunakan
    Beberapa ponsel pintar telah menyediakan fitur kebiasaan digital dan kontrol orang tua. Fitur ini berfungsi untuk membatasi waktu penggunaan aplikasi tertentu. Sehingga jika batas waktu aplikasi melebihi waktu yang telah ditentukan, maka secara otomatis, aplikasi tidak akan bisa digunakan. Namun perlu diingat bahwa kita juga perlu menekankan diri kita untuk patuh pada prinsip tersebut.

  • Matikan notifikasi
    Para ahli telah sepakat bahwa untuk menghentikan candu pada sosial media, hendaknya para penguna menonaktifkan notifikasi, karena seperti yang telah kita bahas sebelumnya, notifikasi adalah sebuah manipulasi agar kita ter-distract untuk membuka danmengoperasikan aplikasi media sosial tersebut.

  • Lakukanlah social media detox
    Social media detox atau detok media sosial adalah aktivitas menghindari penggunaan media sosial dalam kurun waktu tertentu. Umumnya dilakukan selama satu bulan penuh, namun ada juga yang melakukannya selama seminggu atau satu hari. Mungkin jika kebutuhan kita akan media sosial untuk sekolah atau untuk bekerja, kita bisa melakukan detox ini ketika weekend. Setidaknya beri diri sendiri waktu untuk beristirahat sejenak dari media sosial.
     
  • Tonton video atau baca artikel tentang pengalaman seseorang di social media detox 
    Sudah banyak orang yang melakukan social media detox dan membagikan pengalamannya di artikel atau Youtube. Nah, teman-teman bisa menyimak cerita mereka. Mulai dari kesulitan yang ditemui, sampai perubahana drastis yang dirasakan setelah melakukan detox. Sebagai tambahan, tontonlah film The Social Dilemma yang membahas secara gamblang tentang sisi lain media sosial yang pasti akan bikin kalian merasa "dilemma".

  • Hapus aplikasi sosmed yang hanya berfungsi sebagai entertainment apps only
    Nah, coba lihat-lihat lagi aplikasi yang ada di smart phone kita, barangkali ada aplikasi yang tidak terlalu penting, atau hanya kita gunakan untuk kepentingan hiburan saja. Sebaiknya uninstall aplikasi tersebut dari smart phone kita karena itu akan memicu pikiran kita untuk membukanya saat kita sedang memiliki waktu yang luang.

    Semoga informasi tersebut dapat membantu para pembaca sekalian. Terima kasih banyak!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun